APENSO INDONESIA

header ads

PENAMPILAN ERGONOMIS

PENAMPILAN ERGONOMIS





Oleh: Gempur Santoso

(Guru Besar Ergonomi - K3 Unipa Surabaya)



Setiap orang punya potensi. Atau punya kemampuan. Bisa disebut : setiap orang punya kemampuan tubuh.

Begitu pula. Setiap orang punya aktivitas. Atau tugas aktivitas. Atau kerja. Siapa pun orangnya. Bisa disebut : setiap orang punya tugas kerja.

Penampilan seseorang adalah gabungan kemampuannya dan tugas kerjanya.

Penampilan seseorang ergonomis adalah keseimbangan kemampuan tubuh dan tugas kerjanya. Kalau hal itu tidak seimbang, jelas tidak ergonomis. Memiliki dampak negatif, tidak baik.


Seperti di dunia ini seimbang. Seimbang antara "kebaikan" dan "keburukan". Tidak njomplang.

Apa yang terjadi. Jika tugas kerja lebih besar dari kemampuan tubuh. Jelas penampilan tubuh tidak seimbang. Banyak yang harus dikerjakan, tetapi kemampuan tubuh dibawahnya. Hal itu timbullah kelelahan otot. Kelelahan fisik.

Kelelahan otot adalah kelelahan otot rangka (musculus skeletal). Kelelahan ini, lebih besar tampak pada mata yang mengalami kelambatan apa yang dilihat dengan respons yang diperbuat. Konsentrasi berkurang. 

Berkurang keadaan konsentrasi akan membuat sering kesalahan bekerja. Jika diteruskan akan timbul kecelakaan. Kecelakaan manusia maupun alat dan benda lainnya.

Ketidakseimbangan kemampuan tubuh dan tugas kerja harus dihindari. Hal itu harus dibuat ergonomis atau seimbang. Bisa tugas atau bisa tugas kerja dikurangi. Atau, bisa pula alat diperbaiki atau ditambah, agar tugas kerja dapat diselesaikan. 

Bisa pula kemampuan tubuh ditingkatkan dengan makan bergizi. Bisa juga metode dan ilmu pengetahuan terkait pekerjaannya ditingkatkan.

Tetaplah ergonomis. Terjadi penampilan ergonomis yakni seimbang kemampuan tubuh dan tugas kerja.

Lain hal. Apa yang terjadi tugas kerja sedikit tetapi kemampuan tubuh masih besar. Jelas hal itu tidak seimbang pula. Tidak ergonomis. Dan, menimbulkan kelelahan syaraf. Atau mengalami kelelahan psikologis.

Kelelahan psikologis. Tampak pada mudah jenuh. Meningkat, bisa depresi. Semakin meningkat, bisa stress. Bahkan banyak terjadi kematian. Dulu, pernah banyak PHK (pemutusan hubungan kerja), terserang mental (stress psikokologi) sampai bunuh diri.

Bisa jadi, bekerja tanpa punya tahapan masa depan. Tidak memiliki masa depan. Akan mengalami kelelahan psikologis.

Setiap orang ingin memiliki masa depan cerah. Tidak ada orang ingin masa depan suram (madesu).

Hari ini masih bisa makan. Esok tidak berkerja, tidak dapat gaji. Kontrak kerja habis. Sulit pengadaan makan dan kebutuhan utamanya. Sangat bisa orang itu akan mengalami lelah psikologis, depresi, stress dan sebagainya negatif. Bahkan kematian (ngenes atau bunuh diri).

Jelas keadaan tidak ergonomis, tidak kita harapkan. Atau keadaan tidak seimbang lebih sedikit tugas kerja masih lebih besar kemampuan tubuh, tidak kita harapkan. Tetaplah kondisi ergonomis.

Jika mengalami lebih tenaga, atau lebih kemampuan tubuh. Buat tambahan aktivitas di rumah. Apa saja. Syukuri. Bahkan ada ajaran : syukuri kenikmatan dari Tuhan, jika pandai mensyukuri nikmat akan ditambah kenikmatan oleh Tuhan.

Tetaplah berpenampilan ergonomis. Seimbang antara kemampuan tubuh dengan tugas - tugas kerja.

Selamat hidup secara ergonomis. Dan, semoga semua sehat selalu...aamiin yra.

(GeSa)






Posting Komentar

0 Komentar