APENSO INDONESIA

header ads

Semoga Hasil Swab Tes Negatif Dan Bisa Kembali Proses Belajar Mengajar Di Sekolah

“Semoga Hasil Swab Tes Negatif Dan Bisa Kembali Proses Belajar Mengajar Di Sekolah“


Oleh : H. Banu Atmoko
Apenso Indonesia



   Yah benar. Ibu pertiwi kita saat ini sedang berduka. Bencana yang tak pernah kita minta dari sang kuasa. Kini harus membuat negeri kita bertabur air mata, keluh kesah, saling salah menyalahkan, kemudian disusul dengan penyemprotan disinfektan dimana-mana. 

   Sedari dulu, sains itu adalah ilmu pasti yang bisa kita uji kebenaran dan keakuratannya. Pun dengan ilmu medis. Masih ingat bagaimana para penemu itu dikira gila dan hampir kehilangan nyawa karena sesamanya menganggap mereka seperti sampah? Nyatanya, karya besar mereka sampai saat ini masih relevan, dikagumi dan bermanfaat bagi umat manusia.

   Atau kita ambil contoh besar bagaimana Tokoh Besar seperti Habibie dihargai di Jerman, dipermalukan di negeri sendiri. Jerman dapat Ilmu dan karyanya. Lalu kita dapat apanya? Kita hanya mendapat antrian panjang nonton filmnya. Begitu kata Abdur, komika suci pun sama seperti wabah corona. 

   Banyak orang berdalih di media massa bahwa tak perlu mencari siapa yang salah dalam musibah ini. Namun mari bergotong-royong bersama-sama menghadapi dan mengatasinya agar kasus covid-19 segera teratasi. Kalau soal kekompakan, kebersamaan, dan saling berbagi dalam bencana, siapa yang mampu menyaingi bangsa kita? Dengan mencegah sebenarnya kita sedang memberikan ruang gerak yang sempit kepada virus corona untuk mencari korbannya.

   Opsi karantina yang ketat adalah langkah utama yang perlu diambil pemerintah untuk benar-benar mengunci warganya agar tidak keluar daerah dalam beberapa waktu. Jika mereka berhasil keluar daerah tanpa melalui serangkaian tes terlebih dahulu. Maka yang akan terjadi virus ini akan semakin menyebar kemana ia suka. Dengan semakin banyak jatuhnya korban maka pengobatan yang dilakukan pun jumlahnya akan ikut naik. 

   Sedangkan dari sisi ketenagaan dan perlengkapan medis kita masih kekurangan banyak. Apalagi sudah berapa tenaga medis kita yang gugur ketika merawat pasien kasus positif corona. Itu seperti menepuk air didulang, terpercik muka sendiri. Mengandalkan pengobatan saja tidak cukup adekuat untuk menghentikan penyebaran virus ini. Pemerintah harus lebih cepat dua langkah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. 

   Jika kita tidak mencegah, maka yang akan terjadi adalah seperti sekarang ini. Korban akan semakin bertambah banyak. Tentu kita tidak ingin lagi mendengar adanya korban yang jatuh dari mulut pemerintah. Mendisiplinkan rakyat dengan menjalankan undang-undang dan membuat masyarakat sadar dengan hati nurani untuk tetap di rumah adalah pekerjaan serius yang harus kita kebut. 

   Mari bergotong royong untuk mengeliminasi pandemi covid-19. Kita tak bisa melawan virus ini dengan bambu runcing persis ketika kita mengusir para penjajah. Mahluk ini kecil dan bisa menular kemana saja. Penawarnya belum ada. Kita bisa melawannya dengan saling jaga dan menghindari keramaian.

   Dalam mewujudkan Guru yang sehat, Guru yang cerdas pada hari Rabu, 21/10/2020 Guru-Guru SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Guru-Guru dan Kepala SMP PGRI 6 Surabaya mengikuti Swab yang diadakan di Puskesmas Wonokusumo Jl. Wonokusumo Tengah No.55 Surabaya.

   Dalam hal ini, sebelum mulai Swab Guru-Guru SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “AL-IKHLAS Surabaya punya keunikan sendiri yaitu beli teh panas yang di campur Minyak kayu putih, dan mereka semua penuh dengan wajah ketakutan. Menurut bapak Kepala SMP PGRI 6 Surabaya alumni jurusan PLS UNESA kelahiran April 1984 bahwasannya tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendiagnosa pasti kita terkena Covid-19 apa tidak. 

   Dalam kesempatan tersebut, bapak H. Banu Atmoko, S.Pd berharap agar hasil dari Swab ini baik bapak H. Banu Atmoko, S.Pd Keluarga beliau dan Guru-Guru hasilnya Negatif semua, sehat berkah barokah selamanya, serta semoga pembelajaran di SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS "AL-IKHLAS Surabaya dapat dilakukan kembali di Sekolah dan yang terpenting bapak H. Banu Atmoko, S.Pd minta doa agar hasil Swab bapak H. Banu Atmoko, S.Pd dan Guru-Guru Negatif. 
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat




Posting Komentar

0 Komentar