APENSO INDONESIA

header ads

AJAK PONAKAN BERMAIN SERTA PANEN MANGGA HASIL KEBUN SEKOLAH

“AJAK PONAKAN BERMAIN SERTA PANEN MANGGA HASIL KEBUN SEKOLAH“


Oleh : H. Banu Atmoko
Apenso Indonesia


Panen adalah proses mengumpulkan hasil panen padi dari berbagai jenis lahan pertanian. Kegiatan pemanenan padi meliputi menuai, menumpuk, menangani, merontokkan, membersihkan, dan mengangkut. Sehingga panen ini dapat dilakukan secara individu atau dibantu dengan menggunakan mesin. 

Penting untuk menerapkan metode panen yang baik untuk dapat memaksimalkan hasil gabah, dan meminimalkan kerusakan gabah dan penurunan kualitas. Panen adalah sebagai proses mengumpulkan tanaman yang matang dari ladang. Menuai adalah pemotongan biji-bijian atau padi untuk dipanen, biasanya menggunakan sabit, sabit, atau mesin penuai. 

Pada arti pertanian yang lebih kecil dengan mekanisasi minimal pemanenan adalah aktivitas padat karya pada musim tanam. Pada pertanian mekanis besar, panen menggunakan mesin pertanian yang paling mahal dan canggih, seperti mesin pemanen gabungan (combine harvester). Otomatisasi proses telah meningkatkan efisiensi proses pembibitan dan pemanenan. 

Peralatan panen khusus yang menggunakan ban berjalan untuk meniru cengkeraman lembut dan pengangkutan massal menggantikan tugas manual untuk membuang setiap bibit dengan tangan. Istilah “pemanenan” dalam penggunaan umum dapat mencakup penanganan pascapanen langsung, termasuk pembersihan, penyortiran, pengepakan, dan pendinginan.

Selesainya panen menandai berakhirnya musim tanam, atau siklus tanam untuk suatu tanaman tertentu, dan pentingnya acara ini secara sosial menjadikannya fokus perayaan musiman seperti festival panen yang ditemukan di banyak agama. 

Mangga atau mempelam adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota dari suku Anacardiaceae. Nama "mangga" berasal dari bahasa Tamil, mankay, yang berarti man "pohon mangga" + kay "buah". Kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis dan diserap menjadi manga (bahasa Portugis), mango (bahasa Spanyol dan Inggris) dan lainnya.

Mangga berasal dari daerah di sekitar perbatasan India dengan Burma, dan mangga telah menyebar ke Asia Tenggara sekurang-kurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.). 

Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai tinggi hingga 30 m atau lebih, meski kebanyakan mangga pekarangan hanya sekitar 15 m atau kurang. Batang tegak, bercabang kuat; dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. 

Warna pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin ke bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30–60 cm.

SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “AL-IKHLAS Surabaya adalah Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir. Pada hari Senin, 9/11/2020 keponakan Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya CHYNTIA PRAJNA WULANDARI diajak untuk memanen buah mangga hasil kebun milik SMP PGRI 6 Surabaya. 

Dimana keponakan tercinta dari Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya bapak H. BANU ATMOKO, S.Pd selesai mengambil semua, mangga tersebut dimasukan ke dalam baskom oleh keponakan tercinta CHYNTIA PRAJNA WULANDARI. Selesai di panen buah mangga tersebut dibagikan kepada Guru – Guru SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS “AL-IKHLAS Surabaya. 

Menurut Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya bahwasannya kegiatan memanen hari ini sengaja Penulis mengajak keponakan untuk memanen hasil kebun, serta mengajari untuk selalu menjaga dan merawat tanaman sehingga tumbuh besar seperti buah mangga yang di panen hari ini. Di samping itu,  juga sebagai kesibukan dari keponakan tercinta CHYNTIA PRAJNA WULANDARI.
#TantanganGuruSiana 
#dispendikSurabaya 
#Guruhebat




Posting Komentar

0 Komentar