APENSO INDONESIA

header ads

BERKERINGAT

BERKERINGAT

(Gambar Ilustrasi)

Oleh : apensoindonesia.com


Bekeringat setelah melakukan aktivitas cukup. Untuk sehat. Betapa penting sehat. Tiap hari harus berkeringat.

Ada yang bersepeda. Ada yang tiap pagi memanas caring di matahari. Ada yang senam. Ada yang berolahraga : pakai sepeda statis, six pack, treat mill, dan lain - lain pakai alat feetnes. Ada pula yang berkebun, bertani, dan lain - lain menanam. Terkena matahari pagi. Berkeringat. Sehat.

Berkeringat menjadi penting. Makan terus, energi berlebihan, tidak berkeringat. Bisa obesitas.

Merasa nyaman, tidak berkeringat. Secara jangka panjang (long term) membuat badan kurang sehat. 

Misal : berada di rumah ber AC (air condition). Dingin pakai AC. Terus, saat naik mobil ber AC. Di kantor pun ber AC. Tak pernah berkeringat. Tak pernah bergerak yang menimbulkan berkeringat. Apalagi hampir tidak pernah terkena sinar matahari, malah menjadi kurang sehat.

Bisa berkeringat tiap hari rutin (istiqomah). Sesuai kesenangan aktivitas/olahraga masing - masing. Sesuai kebiasaan masing - masing. Asalkan tidak berlebihan. Cukup bisa berkeringat untuk sehat saja.

Bisa berkeringat. Saat suhu dalam tubuh lebih tinggi dari pada luar tubuh. Panas di dalam tubuh dikeluarkan oleh tubuh berupa keringat (peluh). Melalui pori - pori kulit tubuh. Suhu dalam tubuh dipertahankan tubuh tetap 37°C. Agar, sel tubuh tetap hidup nyaman (care).

Pilihan saya. Tidak berlebihan. Bisa berkeringat setiap pagi. Sedikit berkebun. Halaman belakang (kebonan). Tidak luas. Langsung terkena matahari pagi. Menyiram, sedikit pohon sayuran. Menata. Membersihkannya. Kadang - kadang memotong merapikan pohon. 

Bergerak. Tidak lama. Yang penting sudah berkeringat. Segar. Saya anggap terapi. Selain itu, ke Musholla pun jalan kaki. Bergerak. Tetap sehat semakin tambah sehat. 

Tetangga saya. Biasa saya panggil "Pak De". Usia sudah di atas 90 tahun. Tiap hari ke sawah. Bertani. Tentu mengerjakan sawah tidak seperti usia muda dulu. Kini sudah renta. Sekuatnya melakukan bertani.

Saat makan bersama saya, Pak De pun masih lahap makan rawon. Menu nasi rawon daging sapi. Tidak ada pantangan makan. Makan bersama, kala memenuhi undangan bersama. Yasinan rutin masyarakat desa.

Pak De. Saat muda pernah jadi guru. Kepala sekolah pun pernah. Saat itu kerja sampingan bertani. Saat ini pun tetap bertani. 

Pak De, sejak dulu melakukan bertani, panjang umur. Tiap hari berkeringat. Usia renta tetap bisa menikmati makanan dan alam sekitar.

Salam sehat untuk semua.

(GeSa)





Posting Komentar

0 Komentar