“Ajak Keponakan Silahturahmi Sambil Jenguk Saudara Agar Tidak Kepaten Obor“
Oleh : H. Banu Atmoko
Apenso Indonesia
Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan.
Setelah kematian, tubuh makhluk hidup mengalami pembusukan. Istilah lain yang sering digunakan adalah meninggal dunia, wafat, tewas, atau mati.
Saudara adalah kerabat keluarga laki-laki maupun perempuan yang lebih muda ataupun lebih tua. Hubungan ini mencakup yang berstatus anak kandung dari orang tua maupun sepupu dan anak angkat.
Secara tradisi, panggilan saudara juga berlaku untuk panggilan seseorang yang dihormati secara formal. Dalam ilmu semantik, kata saudara bisa digunakan untuk memanggil orang kedua tunggal atau jamak. Bentuk feminin dari saudara adalah saudari.
Pada hari Minggu, 6/12/2020 Penulis beserta keluarga menjenguk saudara di Krian yang meninggal dunia, dimana Penulis berangkat dari rumah pukul 08.00. Dalam kesempatan ini, Penulis dalam berangkat ke Krian di bantu oleh SINERGI Trans dengan driver AJI yang sangat kalem, masih muda, dan kuliah Semester 5 di UNTAG Surabaya.
Sebelum ke Krian mampir ke Rumah Budhe Rumaiyah yang ada Di Siwalan Kerto Tengah Untuk jenguk Budhe Rumaiyah, tetapi Budhe yang di jenguk lagi sambang di Rumah Singosari.
Selesai dari Siwalan Kerto, Penulis dan keluarga mendatangi rumah teman dari Ayah Penulis di PT. Kereta Api yaitu di daerah Bringin Rejo. Disana Penulis dan keluarga mengobrol dengan teman Ayah Penulis yang sudah 10 tahun tidak ketemu karena pensiun.
Setelah dari Bringin Rejo, Penulis dan keluarga akhirnya sambang ke Krian tempat Rumah Budhe Ngat yang 1 minggu kemarin meninggal dunia. Disana Penulis dan keponakan tercinta bermain di rumah Budhe Ngat dengan keponakan yang dari Krian.
Selesai ngobrol seperti biasa Mbak Yayuk Putri dari Budhe Ngat selalu memasakkan kesukaan Penulis jika main ke Krian yaitu Nasi panas, Ikan Lele, Ayam Bakar, Ati Rempelo, Telur, dan Dadar Jagung serta sambal yang mantab pedas yang selalu di ingat oleh Penulis dan keluarga.
Selesai dari Krian Penulis dan keluarga mampir ke Kedururus Gang III Rumah Pak Yusuf Teman dari Kakak Penulis untuk memijatkan keponakan Penulis yaitu CHYNTIA PRAJNA WULANDARI. Pada saat di pijat Pak Yusuf, Keponakan tercinta tingkah polahnya sangat lucu dan menggemaskan marah kepada Pak Yusuf, sampai sarung Pak Yusuf di tarik – tarik karena dia tidak mau di pijat.
Dalam perjalanan pulang dari Kedurus ke Bulak Rukem CHYNTIA PRAJNA WULANDARI tertidur pulas di mobil setelah di pijat, di tambah suasana yang sangat dingin karena hujan. Semoga perjalanan liburan keluarga kami untuk silahturahmi hari ini mendapatkan berkah barokah selamanya dan semoga keluarga kami selalu diberikan kesehatan, kelancaran rezeki, berkah barokah selamanya.
#TantanganGuru Siana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat
0 Komentar