BEBAS BANJIR SEHAT
Oleh : apensoindonesia.com
Banjir. Itulah muncul setiap tahun. Setiap musim hujan. Itu berita video "banjir" di fb, WA. Semarak banjir. Ada yang rumah kebanjiran. Lingkungan kebanjiran. Jalan raya kebanjiran. Macam-macam di mana ada banjir. Sedih. Tapi, tentu tidak semua kebanjiran.
Kebanjiran air. Meluap air masuk kemana-mana. Rumus air : dari tempat ketinggian ke yang lebih rendah. Mengalir.
Sayang seribu sayang. Saat air mengalir. Ada kerusakan dan merasa dirugikan.
Sungai tiap hari ada air. Sungai tidak pernah kebanjiran. Hanya air deras atau tidak. Memang sungai tempat jalan air. Wajar.
Yang tak wajar adalah rumah, jalan, lingkungan. Semua itu menjadi sungai. Tempat lewat air. Alias banjir. Penyelesaiannya bagaimana? Jawab : beri jalan air saat lewat.
Desa saya ini dulu. Sekitar 25 tahun yang lalu. Utama bagian pertigaan itu pasti banjir. Air dalam. Rumah juga kebanjiran. Lantai klelep. Saat musim hujan. Tiap tahun. Tiap saat di musim hujan.
Jalan masih tanah. Saat banjir. Jalan jadi jembrot, bletok. Sulit dilewati. Khawatir terpeleset di jalan.
Saat ini. Sama sekali tidak banjir. Seberapa lama. Atau berlama-lama, hujan. Tidak banjir. Gesik (asat) saja. Mau lewat berjalan kaki. Bersepeda. Bersepeda motor. Berkendara mobil. Bisa. Bebas hambatan banjir.
Kok bisa bebas banjir? Bisa.
Dulu. Waktu tidak banyak rumah penduduk. Harga tanah masih murah. Saat dulu seolah tanah tak ada "aji", masih banyak yang mampu beli, murah.
Para tokoh kampung bersama Kepala Dusun, berunding. Musyawarah. Tidak resmi. Cukup saat cangkruk. Saat itu cangkrukan sudah biasa. Setelah sholat isak berjamaah di Langgar (Mushola). Terus cangkruk.
Masyarakat kampung diajak. Bersama gotong royong membuat got/selokan. Di tepi jalan. Lebar dalam selokan sekitar 40 cm.
Mubeng (keliling semua). Semua pinggir jalan. Sekampung. Dibuatkan selokan.
Tembus sampai sungai besar. Dalam tanggul sungai itu. Ditembus dengan gorong-gorong. Untuk terusan air lewat ke sungai.
Bersama. Tanpa anggaran pasti. Tanpa rincian anggaran. Cukup urunan. Yang ada. Gotong royong.
Rejo rejo ne jaman (saat sudah ramai). Banyak penduduk. Hampir tak ada tanah kosong. Full rumah. Sama sekali tak banjir. Limbah rumah tangga pun disalurkan lewat selokan itu.
Terus adanya otonomi daerah. Selokan di lepo (pleter). Jalan dipaving. Menjadi tambah tampak rajin. Bersih.
Saat ini. Walau musim hujan. Enjoy saja. Banyak yang berjalan. Saat hujan, pakai payung. Pagi terang, bersliweran orang belanja, jalan-jalan, bawa troli untuk anak bayinya. Hawa pagi. Segar. Dan lain lain.
Begitu sore, anak-anak berangkat dan pulang belajar ngaji. Lancar. Tidak wegah (malas). Sekampung jadi mudah dan nyaman.
Berkat dulu tergores ide dari Yang Maha Kuasa membuat got/selokan, kebersamaan gotong royong.
Lingkungan alam sehat orangnya pun menjadi sehat.
Salam sehat selalu....aamiin yra.
(GeSa)
0 Komentar