APENSO INDONESIA

header ads

S E P I

S E P I


Oleh: apensoindonesia.com


Hampir biasa di rumah. Minggu malam berjalan jalan berkendara beserta keluarga. Menyusuri jalan desa dan antar kecamatan. Jalan sudah beraspal. Pinggir jalan, banyak orang jualan. Tapi tetap di dalam. Di desa. 

Situasi ricih ricih hujan. Semua di luar basah. Dingin.

Mampir ke kuliner lesehan gasebo. Luas. Lampu gemerlap. Sepi. Dulu ramai. Hanya ada satu lesehan gasebo terisi. Makan. Sejak sore tampaknya.

Kami paling belakang. Tambah satu gasebo, untuk kami beserta keluarga. Jadi, ada dua gasebo terisi. Kami dan sebelumnya.

Kami baru datang. Menempati gasebo. Yang awal datang malah mulai pergi. Selesai. Jadi kami sendirian dalam satu gasebo.

Para pramu saji, hanya bergerombol dalam satu meja. Bersama teman taman mereka. Sepi. Tak banyak yang dilayani.


Sesekali saya buka handpone. Facebook atau WA. Berita duka banyak sekali. Meninggal dunia. Ada teman saya. Saya keget. Ada ortu teman saya. Ada Kyai. Dan sebagainya. Wafat.

Warung warung sepi. Tampak hanya ruangan terang berjejer meja kursi makan. Tidak ada pembeli - makan. 

Hanya sebagian angkringan warung kopi orang cangkruk. Warung  pinggir jalan.

Saat ini. Hujan dan musim pandemi. Apalagi ditambah berita menjadi mencekam. Seolah perang. Ada yang tertembak. Tokoh agama dipenjara. Terasa, kenyamanan sebangsa, senegara, seagama, setanah air. Terganggu kenyamanan. Apakah sepi ini mencekan ini karena itu. Kurang tahu.

Mungkin di tempat Anda tidak sepi. Ramai. Di sini. Malam ini. Menyusuri beberpa desa. Antar kecamatan. Gerimis, lampu terang tapi sepi.

Semoga tidak lama lagi muncul kegairahan. Tidak sepi lagi. Saya yakin Anda tetap bersahaja walau sepi. Ibadah.

Salam sehat selalu.

(GeSa)



Posting Komentar

0 Komentar