APENSO INDONESIA

header ads

Saudara Adalah Anugrah Terindah Dari Tuhan Yang Tak Bisa Tergantikan Oleh Apapun

“Saudara Adalah Anugrah Terindah Dari Tuhan Yang Tak Bisa Tergantikan Oleh Apapun“


Oleh : H. Banu Atmoko
Apenso Indonesia



Saudara adalah kerabat keluarga laki-laki maupun perempuan yang lebih muda ataupun lebih tua. Hubungan ini mencakup yang berstatus anak kandung dari orang tua maupun sepupu dan anak angkat. 

Secara tradisi, panggilan saudara juga berlaku untuk panggilan seseorang yang dihormati secara formal. Dalam ilmu semantik, kata saudara bisa digunakan untuk memanggil orang kedua tunggal atau jamak. Bentuk feminin dari saudara adalah saudari. 

Tidak dipungkiri lagi bahwa setiap manusia mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat. Begitu juga dengan perkembangan kognitif manusia semakin hari maka akan semakin berkembang. Akan tetapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perkembangan kognitif anak terhambat terutama pada perkembangan bahasa anak. 

Sebenarnya, faktor apa yang dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan kognitif anak??? Sebagaimana kita ketahui bahwa faktor yang paling menentukan perkembangan anak adalah dari keluarga dan lingkungan. Di sini keluarga dan lingkungan berperan penting dalam pertumbuhan sang anak. 

Banyak kita jumpai dalam kehidupan masyarakat anak-anak tumbuh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bagaimana itu bisa terjadi??? Mungkin ketika kita lihat sekilas dari kehidupan sang anak, mereka dalam pengasuhan yang baik. Akan tetapi hakikatnya ada faktor-faktor internal yang dialami anak sehingga anak tidak tumbuh sesuai yang diharapkan. 

Sebagaimana kita tahu diceritakan ada seorang anak yang sama sekali tidak pernah melihat kehidupan diluar, si anak dikurung oleh sang ayah di sebuah ruangan dan diikat, si anak tidak pernah sedikit pun mengetahui kehidupan diluar ruangan, seperti bagaimana cara berkomunikasi, bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain. Si anak tidak tahu apa-apa. 

Setelah sekian lama hidup dalam keadaan seperti itu, akhirnya suatu hari sang ibu dapat membebaskan dan membawa keluar dari ruangan itu. Akan tetapi sang anak tidak dapat berbicara sama sekali, setelah beberapa lama berada di lingkungan sedikit demi sedikit si anak mulai dapat bicara. Akan tetapi tidak sesuai dengan perkembangan bahasa anak pada umumnya, yang biasanya sekitar umur 2 tahun sudah dapat berbicara lain halnya dengan si anak ini pada umur 14 tahun baru dapat berbicara. Begitulah kisah seorang anak yang sangat memperihatinkan. 

Sebagai calon orang tua dan mungkin kita yang telah menjadi orang tua, didiklah, sayangilah, dan jagalah sang buah hati kita dengan sebaik-baiknya karena sang buah hati adalah anugerah terindah yang telah Allah berikan kepada kita, karena tidak semua insan dapat merasakan anugerah terindah dari sang kuasa. 

Akan tetapi perkembangan manusia tidaklah sama, artinya perkembangan pada masa anak-anak berbeda. Adakalanya pada saat anak mulai tumbuh ada yang lebih cepat jalannya, ada yang berbicaranya lebih dahulu, dan lain sebagainya. 

Pada hakikatnya pertumbuhan manusia adalah sama akan tetapi bagaimana cara orang tua dan lingkungan mendidik anak. Apabila berada dilingkungan dan keluarga yang baik maka insyaallah perkembangan anak akan baik juga, maka sebaliknya. Akan tetapi tidak sepenuhnya keluarga dan lingkungan mempengaruhi perkembangan anak, karena ada faktor eksternal dan internal, yang internal misalnya dari dalam diri anak sendiri.

Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, ada hari Kamis, 24/12/2020 Penulis bersama Kakak tercinta pada pukul 16.30 mendatangi rumah saudara di Gubeng Masjid I No. 34 Surabaya. Kedatangan kami berdua tersebut adalah menjenguk saudara kami DJUMIATI yang baru pulang dari Rumah Sakit Haji karena HB beliau rendah akibat beliau habis fasdu. 

Di rumah Gubeng Masjid I No 34 Penulis dan Kakak Penulis cerita banyak sebab – sebab sampai sakit tersebut, DJUMIATI menyampaikan jika hari Senin untuk kontrol kembali. Penulis dan Kakak Penulis pukul 17.00 meninggalkan rumah DJUMIATI di daerah Gubeng Masjid Gang I No 34 Surabaya. Sebelum pulang Penulis menyampaikan agar DJUMIATI untuk tetap jaga kesehatan, jangan terlalu di forsir tenaga dan pikirannya apalagi di masa pandemic COVID -19 seperti saat ini. 

Bagi Penulis yang juga alumni jurusan PLS UNESA kelahiran April 1984 bahwasannya keluarga itu adalah anugrah terindah dari Tuhan yang harus kita jaga, karena tanpa saudara kita tidak sempurna. Karena dari itu, kita bisa merasakan suka dan duka nya baik di saat senang maupun saat sakit. Jangan sehat enak dan senang di anggap saudara, tetapi di saat susah dan sakit juga harus kita anggap saudara, karena saudara adalah anugrah terindah Tuhan.
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat




Posting Komentar

0 Komentar