TERLATIH BERBUAT SABAR
(Gubes Ergonomi-K3, Dewan Penasehat Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia/ ICMI Muda, Jawa Timur)
Sabar adalah kata sifat. Kesabaran adalah kata kerja. Mengerjakan sifat sabar.
Ada kalimat "sabar ada batasnya". Itu adalah "gagal melaksanakan sabar". Bisa jadi, tidak lulus berbuat sabar.
Memangnya berbuat "sabar" ada lulus dan tidak lulus alias gagal? Jawabnya ada. Ada ujiannya. Ujian kehidupan dalam menjalankan hidup.
Saat merasa sabar, secara mendadak terpicu omongan atau situasi kondisi membuat tidak sabar alias "marah". Marah juga. Jelas akan katut (terjerumus) menjadi golongan tidak sabar. Pemarah.
Tanpa diuji kesabaran. Belum bisa mengatakan dirinya termasuk orang penyabar.
Walau bernama : Sabar. Belum tentu lulus kesabaran. Ujian sabar memang kadang tiba-tiba. Tak dinyana (tak disangka).
Sabar mengandung akal. Segala kesulitannya dipikirkan untuk menemukan solusi. Tlaten ngakal (memikirkan) harus bagaimana, harus berbuat apa. Ngakal bukan ngakali (menipu).
Terus menerus mencari. Terus menerus mengerjakan. Itu semua disebut iktiar. Jika sampai titik akhir. Dapat seperti itu, atau berhasil, atau tidak dapat solusi apa-apa. Itu namanya takdir. Jelas semua itu perlu kesabaran.
Karya keindahan. Hampir semua dari kesabaran. Lahirnya manusia, atas kesabaran ibu mengandung. Merawat (nggulowentah) anak atas kesabaran orang tua. Keindahan rumah tangga adalah karya keindahan suami istri - keluarga itu, sabar.
Megahnya keindahan Candi Borobudur atas kesabaran yang merakit. Keindahan bangunan lainnya dari kesabaran pembuat. Keindahan desa, keindahan kota dan karya keindahan lainnya atas kesabaran yang melakukan.
Dengan marah, emosi, ingin cepat kaya (korupsi), ongso-ongso. Semua itu tidak sabar.
Berbagai karya akan tidak jadi, batal, rusak. Hancur. Atau mangkrak (sia-sia). Karena tidak sabar.
Sabar itu karya positif. Hal yang positif. Menguntungkan semua.
Sabar bukan karya negatif. Misal : tampak sabar tapi jahat. Istilah menyebutkan, misalkan : "pembunuh berdarah dingin" (tampak sabar tapi mematikan orang lain). Orang lain "mati" bisa jasad bisa kehidupannya. Hanya tampaknya sabar. Atau, pura-pura sabar. Itu pura-pura dan kepalsuan adalah kejahatan.
Orang lain yang "dijahati" tetaplah sabar. Menghindar. Berfikir. Tetap mengabdi dan pasrah kepada Yang Maha Pencipta - Allah SWT.
Sabar sebagai penangkal/melawan kejahatan. Setidaknya terhindar dari kejahatan.
Yang Maha Kuasa (Allah SWT) menciptakan manusia. Dulu, manusia pertama Adam dan Hawa. Laki-laki dan perempuan. Kini pun tetap laki-laki dan perempuan. Berkembang berbagai bentuk ras dan suku manusia. Termasuk menciptakan manusia ada yang manusia kasar. Dan, ada manusia yang halus (lembut).
Manusia kasar, ada yang baik juga ada yang jahat. Begitu pula manusia lembut, ada yang baik juga ada yang jahat. Tetapi semua manusia pasti diuji kesabaran. Atau diuji berbuat sabar. Harapan agar semua bisa sabar.
Semoga lulus berpredikat "sabar" sungguh sabar. Berhati, berakal, berbuat sabar akan indah dalam kehidupan. Nyaman.
Belajarlah kesabaran. Terus menerus belajar berbuat "sabar". Kata petatah Jawa : ojo nggumunan, ojo kagetan, ojo dumeh (jangan gampang terheran, jangan kaget silau kemewahan, dan jangan menyepelekan/nggampangkan).
Tetap tidak tampak responsif berlebihan. Tetap tenang. Sabar.
"Bila tampak ada tak menyenangkan, biarkan, diam. Bila mendengar omongan tidak enak, biarkan, diam". Sabar.
Mencari, berfikir, agar menemukan solusi. Mampu menjalankan solusi. Seperlunya. Tak ada keramaian. Sabar.
Semua akan sia-sia. Rugi segalanya : waktu, tenaga, dan biaya. Kecuali, hidup sadar atas panggilan untuk mengabdi kepada Yang Maha Kuasa, tahu kebenaran, dan sabar. (illalladi naamanu wa amilusolohati watawa soublil haq watawasoubis shober).
Semoga semua sehat....aamiin yra.
(GeSa)
0 Komentar