ATUR ALAM SELAMATKAN MANUSIA
Kejadian : gempa, gunung meletus, dan banjir. Jika itu disebut bencana. Di negeri ini memang rawan dengan hal itu. Sewaktu - waktu terjadi.
Jika gempa, gunung meletus, banjir. Itu tidak merusakkan segala alat hidup manusia. Ya tak apa. Apa bisa?.
Gempa. Gempa bumi. Memang masih dalam kategori bencana alam. Artinya masih sulit kapan gempa terjadi. Begitu pun gempa di dasar laut. Kapan? Besar gempa berapa? Menimbulkan tsunami atau tidak? Deteksi ini belum optimal.
Agar terhindar (alat kehidupan tidak rusak) bagaimana? Jawaban sederhana : buat rumah tahan gempa, kuat. Jangan membuat rumah di tempat lereng. Dengan demikian alam mau gempa. Kapan pun. Kehidupan aman. Karena gempa pasti ada.
Sederhana, tapi butuh dana besar. Untuk pembangunan. Menyeluruh.
Gunung meletus. Kalau ini sudah ada bukti penyelesaian. Jitu. Seperti gunung kelud. Dulu, saat gunung kelud meletus. Banyak korban alat kehidupan. Juga korban jiwa.
Kini. Setelah ada waduk dan bendungan lahar. Sungai lahar. Mengarahkan aliran lahar. Sudah tersedia. Sudah dibuatkan. Preventif saat gunung kelud meletus.
Waduk dan aliran lahar itu. Saat musim hujan. Air melimpah. Dapat digunakan. Sehingga tidak banjir.
Setiap gunung meletus. Aman - aman saja. Tidak ada korban apapun. Biasanya memang mendung menjadi gelap. Asap/debu gelap. Debu gunung kelud. Itu pun yang terkena tergantung jarak dan arah angin. Pakai alat pelindung diri - masker.
Semoga yang lain pun dapat diatur. Agar gunung meletus terkanalisasi. Tidak ada korban harta dan jiwa.
Mohon tidak ngotot (memaksakan kehendak) membangun di tanah kosong. Padahal tanah itu disediakan untuk aliran lahar saat gunung meletus.
Memang aliran itu atau waduk itu saat kemarau. Kering seperti area terhampar kosong. Seharusnya tidak ngotot. Lebih baik mengikuti anjuran keselamatan.
Banjir. Banjir air. Air pun perlu jalan. Sifat air mengalir dari ketinggian menuju tempat lebih rendah.
Bagi kota/desa yang dekat dengan laut, di bawah permukaan laut. Tentu membutuhkan pompa dan tanggul. Tentu menjadi repot. Butuh tambahan alat.
Banyak hal. Dulu tidak banjir, kini menjadi banjir. Intinya, air tidak diberi jalan untuk lewat. Menjadi banjir.
Berbagai tempat air. Seperti kedung, rawa, pantai. Ditanami berbagai gedung. Juga tempat tinggal. Saat hujan deras dan lama. Kadang menjadi banjir. Bahkan ada banjir air rob (air laut). Hal itu terjadi apabila air tidak diberi aliran dan tempat air yang memadai.
Memang terhindar dari risiko bencana. Tidak gampang. Butuh dana besar untuk mengaturnya.
Apalagi secara sosial dan turun temurun. Tampak kesulitan berpindah tempat. Mau tidak mau harus mengatur alam. Agar kejadian alam tidak melanda manusia. Menjadi bencana.
Dulu tidak banjir. Misal kini mejadi banjir. Tentu ada pembangunan yang kurang tepat. Kurang memperhatikan ekosistem air.
Ekosistem memang menyeluruh. Tidak lokal. Jangan sampai sekedar memindahkan banjir menjadi bencana bagi orang lain. Bagi area lain.
Semoga negeri ini mengarah, bertahap. Membangun untuk penyelamatan manusia. Mengatur alam. Gunung meletus, gempa, banjir. Agar tidak menjadi korban jiwa dan materiil bagi manusia. Tentu bertahap. Sedikit demi sedikit. Yang penting, mengarah menyelamatkan manusia.
Sesuaikan dengan alam. Jaga alam. Pelihara alam. Atur ekosistemnya.
Bangsa ini sangat peduli bagi korban bencana. Ada kunjungan, ada sumbangan, relawan dan lain - lain. Semoga menjadikan amalan yang berbuat.
Mari ikut selamatkan bangsa kita dari bencana.
Salam sehat dan selamat...aamiin yra.
(GeSa)
0 Komentar