APENSO INDONESIA

header ads

Biarkan Sekolah Swasta Mati Secara Alami Tanpa Harus Mati Dengan Kebijakan

“Biarkan Sekolah Swasta Mati Secara Alami
Tanpa Harus Mati Dengan Kebijakan“


Oleh : H. Banu Atmoko
Apenso Indonesia



Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu. 

Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan. 

Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan keputusan - keputusan penting organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti prioritas program atau pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya. Kebijakan juga dapat diartikan sebagai mekanisme politis, manajemen, finansial, atau administratif untuk mencapai suatu tujuan eksplisit. 

Sepi peminat pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2020-2021 diduga menjadi penyebab. Teriakan, canda, tawa pun tak lagi terdengar pada jam anak sekolah berada di kelas. Kantin, ruang kelas, mushola hingga taman sekolah sepi ibarat kebun.

Dampak Kebijakan PPDB di Kota Surabaya membuat SMP Swasta di Tahun Pelajaran 2020/2021 harus tutup karena kekurangan siswa, dimana pada hari Selasa, 5/1/2020 Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir mendampingi bapak Drs. AJI SUHARKO, M.Pd selaku Pengawas Pembina Dinas Pendidikan Kota Surabaya Kecamatan Semampir dan Pabean Cantikan serta bapak JATIM STAFF Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Surabaya. 

Pak AJI dan Pak Jatim berkumpul pukul 08.00 di SMP PGRI 6 Surabaya. Kedatangan beliau adalah untuk minta didampingi ke tempat bapak ABDUL AZIS PANIGORO, S.Psi alumni Kepala SMP GATRA Surabaya. Kepala SMP PGRI 6 Surabaya alumni jurusan PLS UNESA kelahiran April 1984 b apak H. BANU ATMOKO, S.Pd mengantarkan Pak Aji dan Pak Jatim ke Warung Anggon Kopi milik bapak ABDUL AZIS PANIGORO, S.Psi. 

Kedatangan beliau berdua ke bapak ABDUL AZIS PANIGORO, S.Psi adalah menyerahkan berkas yang harus di tanda tangani Bapak AZIS PANIGORO, S.Psi untuk penutupan SMP GATRA. Alhamdulilah, bapak ABDUL AZIS PANIGORO, S.Psi memberikan suguhan Milo untuk Pak AJI, White Coffee untuk Pak JATIM dan Penulis. Sambil mengobrol dan menikmati minuman panas tersebut.

Selesai dari Warung bapak ABDUL AZIS PANIGORO, S.Psi Pak AJI dan Pak JATIM menuju ke lokasi yang dulu di pakai SMP GATRA yaitu di Endrosono Gang VII Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir. Di sana Pak Aji dan Pak JATIM mendokumentasikan Gedung Sekolah yang telah di pakai SMP GATRA Surabaya, serta memfoto Plang SMP GATRA Surabaya tersebut.

Dalam kesempatan ini, Penulis yang juga Ketua MKKS SMP Swasta Surabaya Utara berharap agar PEMKOT Surabaya tidak melakukan penutupan bagi Sekolah Swasta kembali. Dengan adanya regulasi kebijakan yang selalu membuat Sekolah Swasta menjadi korban. Bapak H. BANU ATMOKO, S.Pd berharap agar PEMKOT Surabaya dapat menjalankan kebijakan dengan sebaik - baiknya dan seadil - adilnya.

Biarkan Sekolah Swasta mati secara alami, tetapi tidak dimatikan dengan kebijakan. Karena Sekolah Swasta sadar sebagai Mitra dari Pemerintah yang akan selalu memberikan layanan yang terbaik kepada masyarakat. Apalagi masyarakat menengah ke bawah. Maka dari itu, bapak H. BANU ATMOKO, S.Pd berharap jangan ada gatra - gatra yang lain. Biarkan Sekolah Swasta tumbuh berkembang untuk mencerdaskan Generasi Emas Unggul.
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat




Posting Komentar

0 Komentar