APENSO INDONESIA

header ads

PENAMPILAN ERGONOMIS AGAR SELAMAT

PENAMPILAN ERGONOMIS AGAR SELAMAT


Oleh : Gempur Santoso

(Gubes Bidang Ergonomi-K3)


Anda pernah punya "penampilan". Molek, gagah, sexy, trendy atau penampilan fashion lainnya.

Pada tulisan ini. Fokus pada penampilan kerja. Penampilan kerja yang ergonomis.

Penampilan kerja ergonomis adalah keseimbangan antara kemampuan tubuh dan tugas kerja.

Kemampuan tubuh : potensi diri, energi diri, keahlian diri, talenta diri. Semua yang ada pada diri masing - masing.

Tugas kerja. Setiap orang punya tugas kerja. Atau aktivitas. Tugas kerja : pengangguran, jadi manajer, jadi polisi, jadi tentara, kerja di pabrik, kerja di toko, pembantu rumah tangga, tenaga kesehatan, pejabat, dan lainnya. Sebagai tugasnya.

Tugas kerja sangat terkait organisasi. Dimana ia bekerja. Dan, tugasnya apa.

Ergonomi secara fisiologis dan psikologis. Maka, harus imbang antara kemampuan tubuh dengan tugas kerja.

Apa yang terjadi.

Jika tugas kerja lebih tinggi dari kemampuan tubuh. Utama dirasa adalah : kelelahan otot. Atau, otot rangka (musculus skeletal) lelah. Psysic. Fisiologis.

Keadaan lelah, tapi diteruskan bekerja. Bisa konsentrasi kerja menjadi tidak fokus. Mengalami kelambatan kerja. Lelet. Bekerja bisa menjadi terulang - ulang. Karena salah. Bisa jadi kecelakaan kerja (accident, incident).

Bagaimana agar seimbang. Perlu istirahat. Jika ditinggal istirahat bisa pekerjaan terbengkalai. Maka perlu pakai alat/alat ditingkatkan.

Alat. Bisa fasilitas peralatan. Bisa uang. Bisa dibantu orang lain. 

Jika itu sudah, tapi tetap terbengkalai. Maka, tanggungjawab jumlah kerja dikurangi saja. Agar tetap ergonomis, seimbang antara kemampuan tubuh dengan tugas kerja.

Kemudian....

Apa yang terjadi jika kemampuan tubuh lebih besar dari pada tugas kerja. Tidak banyak tanggungjawab yang dikerjakan. Tentu akan mengalami : kelelahan syaraf. Psikis. Psikologis.

Kelelahan syaraf.  Bisa diawali jenuh. Kemudian, panik. Depresi. Stress kerja. Meningkat tajam bisa bunuh diri. Mengalami accident juga incident.

Bagaimana mengatasi agar tidak terkena kelelahan syaraf. Sakit psikologis. Lakukan : buat aktivitas tambahan di rumah. Usaha tambahan di rumah. Atau sabar. Atau, bisa juga syukuri dan nikmati yang ada. Mungkin perlu sikap EGP (emang gue pikirin). 

Yang penting punya program aktivitas, tambahan, syukur produktif.

Nah...

Saat ini. Zaman pandemi coronavirus. Lebih penting berpenampilan ergonomis. Yakni : seimbang antara kemampuan tubuh dengan tugas kerja.

Terutama, banyak putus hubungan kerja (PHK). Diam di rumah. Ekonomi seadanya. Tentu kemampuan tubuh masih tinggi. Sementara tugas kerja dibatasi adanya pandemi, wajib taat aturan kesehatan saat pendemi.

Di sisi lain pun, tenaga kesehatan. Juga yang terkait. Kayaknya over time juga overload. Demi menyelamatkan pasien. Agar selamat.

Tetap harus berpenampilan ergonomis, seimbang :

1. Jangan lelah fisiologis. Maka, harus makan cukup. Oksigen atau bernafas cukup. Sering tarik nafas ya. Apalagi bermasker, harus sering tarik nafas. Agar Vo2 mak (volume oksigen maksimal) tubuh kita cukup. Istirahat cukup. Caring pagi hari.

2. Jangan lelah psikologis. Jangan panik. Tetap sabar. Syukuri nikmati yang ada. 

Sederhana. Sesuaikan. Demi keselamatan diri masing masing.

Semoga selalu sehat semua...aamiin yra.

(GeSa)







Posting Komentar

0 Komentar