APENSO INDONESIA

header ads

Di Saudi Tidak Ada Penangkapan Karena Mengajar Al-Quran


Di Saudi Tidak Ada Penangkapan Karena Mengajar Al-Quran

(Gambar Ilustrasi)

Oleh : apensoindonesia.com


Di tengah gencarnya sosialisasi rencana pembangunan Arab Saudi dan kenaikan harga minyak dunia yang memecahkan rekor sejak Januari 2020 hingga tembus US 63 Dollar/barel, akun twitter Prisoners of Conscience mencuit “Breaking News.”

Kali ini, Saudi dilaporkan telah menangkap “ulama perempuan terkenal” di Mekkah, namanya Aisha Al-Muhajiri.

Yang mengagetkan, dia ditangkap karena dia terus berdakwah dan mengajar Al-Qur’an di rumahnya di kota suci Makkah.

Nama Aisha al-Muhajiri, bukan yang seperti klaim di berita-berita. Di Saudi tidak ada yang mengakuinya sebagai ulama perempuan terkenal.
Andai saja dia terkenal sebagai “ulama,” maka karya tulis atau profilnya mudah dikenal. Terutama di Saudi, ulama memiliki kedudukan mulia yang terhormat, menjadi rujukan dalam berbagai masalah agama.

Siapa Aisha tersebut? Silahkan googling, baik dalam bahasa Arab maupun Inggris, yang muncul hanya liputan berita dalam 24 jam terakhir saja.
Semua portal yang memberitakan mengutip satu sumber cuitan akun twitter di atas dan MEE, media berbasis di London yang dikelolah Ikhwanul Muslimin.

Adapun marga al-Muhajiri, menunjukkan dia bukan warga asli Saudi. Makkah sejak dulu dikenal menjadi wilayah penampungan warga asing, seperti Barmawi, pengungsi muslim Ronghiya yang tinggal dan hidup di Makkah sejak era Raja Faisal, rahimahullah.

Kondisi warga pendatang yang legal maupun ilegal di Makkah, tidak selamanya mengharumkan nama Makkah. Kasus pelanggaran adab, pengemis, hingga kejahatan kriminal didapati dari kantong-kantong pemukiman pendatang.

Jika memang benar ada penangkapan terhadap Aisha al-Muhajiri, dipastikan bukan karena dia mengajar Al-Qur’an di rumahnya, sebagaimana headline portal berita dunia saat ini.
Sangat mengherankan aktivitas tersebut dijadikan alasan penangkapan, sementara ratusan warga Indonesia, meski tidak mengantongi visa pelajar, aman-aman saja menuntut ilmu di Shoulatiyah dan Rubbat di Makkah.

Mereka bukan sekedar mengaji Al-Quran, tetapi belajar agama Islam secara informal di beberapa tempat di wilayah Makkah.

Tuduhan penangkapan karena mengajar Kitabullah ini sangat luar biasa kejinya. sementara halaqah Al-Quran dan lomba tahfiz quran dan hadits marak dan rutin di setiap masjid distrik di kota-kota Saudi.
Bahkan, Pemerintah Saudi memberikan al-mukafaah at-tasyji’iyan, yaitu uang saku penyemangat, bagi anak-anak yang mengikuti program tahfidzul quran, mulai 250 Reyal perbulan.

Madrasah tahsin dan tahfiz bagi ibu rumah tangga juga menjamur di mana-mana. Di setiap distrik maupun masjid jami’ sangat mudah didapati. Sebagian besar gratis, sebagian lainnya dipungut biaya sekedarnya.

Sebagai netizen yang cerdas, teliti dan kritislah saat mengonsumsi berita. Sekian lama Saudi menjadi target pendiskreditkan oleh musuh-musuh Islam. Hasbinallah wa ni’mal wakiil. **[Muz]


-------------------------







Posting Komentar

0 Komentar