Ergonomis :
RAHASIA PRAMUNIAGA BERDIRI
Oleh : Gempur Santoso
Pramuniaga. Tenaga kerja ini kebanyakan wanita. Laki - laki juga ada.
Kerja sehari, dihitung delapan jam berdiri. Ada istirahat satu jam. Ishoma siang.
Begitu ada pembeli. Pramuniaga membantu. Apa yang dibutuhkan pembeli. Biar pembeli tidak sulit. Puas.
Anda pernah berdiri? Tentu terbayang. Capek. Melelahkan. Apalagi delapan jam berdiri.
Demi uang. Harus kerja. Walau juragan mewajibkan pramuniaga harus berdiri. Saat kerja.
Secara teori. Orang bekerja berdiri. Lelah terbesar adalah geger (otot tulang belakang/vertebralis). Daripada otot kaki.
Kok bisa? Ya...saat berdiri. Penekanan otot kaki bisa bergantian. Kaki kiri. Bila capek. Ganti kaki kanan. Jelas kaki bisa relaksasi.
Relaksasi artinya otot rangka pada organ tertentu bisa istirahat. Tidak tertekan. Atau tidak tertekan statis.
Saat bekerja berdiri. Terus menerus. Jelas pada otot tulang belakang tidak bisa relaksasi. Tidak bisa bergantian.
Otot tulang belakang. Terutama otot erector. Otot itu menahan tubuh agar tetep tegak. Saat berdiri terus menerus. Capek alias lelah.
Sebagai peneliti. Setelah angket disebar. Sampel khusus pramuniaga perempuan. Sesuai metodologi. Setelah dianalisis juga. Ternyata : pramuniaga di pertokoan Sidoarjo kota menyatakan 71 % tidak lelah, dan hanya 29 % menyatakan agak lelah. Mengapa?
Padahal, pramuniaga sebagian besar mampu bekerja 3 tahun sampai degan 15 tahun. Mestinya tidak krasan. Kerja berdiri melelahkan. Tapi krasan dan tidak lelah. Apa rahasianya?
Ternyata, dari hasil observasi. Bahwa pramuniaga saat tidak ada pembeli : bersandar di dinding, ada yang bersandar di tiang pakaian, juga duduk di kursinya pembeli, kosong.
Itulah rahasia pramuniaga posisi kerja berdiri. Bersandar ke diding atau pun ke tiang pakaian, untuk relaksasi sekelompok otot erector pada tulang belakang. Kemudian duduk di tempat pembeli, saat kosong, untuk relaksasi sekelompok otot di kaki.
Memang hidup ada rahasianya. Biar sukses. Awet. Betah.
Jika semua pramuniaga duduk - duduk, akan mengganggu pembeli. Pembeli memandang petugas (pramuniaga) kok jagongan. Cangkrukan. Tapi kalau berdiri terus juga akan melelahkan.
Perlu dibuatkan alat yang bisa untuk sandaran dan duduk secara kamuflase saja. Tak tampak. Seni. Bagian display, tapi tetap indah. Tetap menunjukan semangat - ramah. Agar pembeli tidak terganggu. Merasa terlayani. Puas.
Semoga semua sehat...aamiin yra.
(GeSa)
0 Komentar