HARAPAN DESEMBER TIDAK LAGI KELABU
Oleh : Gempur Santoso
Angin dingin meniup mencekam di bulan Desember. Itu ada betulnya. Akhir - akhir ini. Ada sebulan lebih begitu. Sidoarjo dan sekitar iklim jadi dingin.
Air hujan turun deras berhari - hari. Memang musim hujan. Yang mencekam : hampir tiap hari ada berita meninggal dunia alias wafat.
Terdekat rumah saya ini ada empat Mushola dan satu Masjid masing - masing ada corong (loudspeaker). Tiap hari. Seolah bergantian disiarkan ada yang wafat. Suara keras lewat corong.
Di facebook juga selalu ada yang upload orang "penting" wafat. Semua orang adalah penting. Bahkan teman dekat saya pun wafat. Usia di bawah saya. Masih bujang. Di vonis kena prokes (protokol kesehatan) corona.
Semoga semua yang wafat. Segala dosanya diampuni Tuhan. Segala amalnya diterima Tuhan. Selama hidupnya husnul khotimah. Aamiin yra.
Mencekam. Tidak cukup berhenti ada yang wafat. Ada banjir bandang. Dapat kiriman video dari taman. Banjir air. Banjir air campur linet (tanah liat). Campur serpihan kayu - kayu. Campur sampah. Sungai luber ke jalanan. Seolah jalanan menjadi sungai. Sedih.
Berita pun mencekam. Apalagi berita bersamaan video yang dilampirkan. Ada gunung meletus, ada tanah longsor, dan lain - lain bencana.
Mengapa? Ada perubahan posisi alam. Alam menyesuaikan.
Sayangnya, ketika alam menyesuaikan dengan hukumnya, manusia menjadi korban. Jiwa, raga, harta. Semua ada yang menjadi korban.
Angin dingin meniup di akhir - akhir ini. Bisa dikatakan musim bediding (sangat dingin). Walaupun bukan dari salju.
Di wilayah jauh dari risiko. Jauh bencana. Tetap. Desember ini. Tiap hari angin sepoi - sepoi. Dingin. Kadang hujan. Kadang ricih - ricih. Sinar matahari tak terasa panas. Matahari pun sering ada di balik awan. Iklim nyaman.
Apa yang dilakukan... Kita berdoa semoga tidak ada musibah. Bagi yang terkena musibah, tetap tabah, sabar.
Ikut juga membantu korban bencana. Agar korban ringan beban hidupnya.
Sesuaikan. Bisa menyumbang dana. Menyumbang tenaga. Relawan. Berkabung dan bergabung dengan organisasi relawan. Teroganisir. Membantu korban.
Berdoa pula. Agar tidak ada yang merelokasi hutan, gunung dan pantai. Menjadi aset komersial. Yang justru menjadikan korban bencana bagi orang lain.
Amdal (analisis dampak lingkungan). Semoga sungguh - sungguh dapat diandalkan.
Berdoa pula. Semoga manusia mampu berpindah ke tempat tinggal di daerah tidak rawan, tidak risiko, dari bencana. Mampu menghindar dari area bencana.
Alam yang sedang menyesuaikan, artifisial, bentuk baru. Atas ulah manusia. Atau alam itu sendiri. Semoga tetap ekosistem terkendali. Tidak menimbulkan korban bencana bagi manusia.
Bulan Desember dan bulan sekitarnya. Tiap tahun. Alam melakukan siklus hujan dan angin. Itu di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Bagaimana nanti. Apa bisa. Saat bulan Desember. Saat ada hujan dan angin. Tidak ada korban atas siklus alam.
Manusia tidak ada lagi yang menjadi korban. Alam tertata. Membuat nyaman. Aman. Seperti persepsi indahnya "bulan madu" jadi kenyataan.
Bila tertata ekosistemnya. Tidak lagi menjadi Desember "kelabu" (susah bin sedih). Semoga.
Semoga semua selamat dan sehat...aamiin yra.
(GeSa)
Catatan:
Bulan ini awal Februari...bulan sekitarnya adalah Desember. Hanya mengambil istilah yang terkenal lagu "desember kelabu".
0 Komentar