APENSO INDONESIA

header ads

Menyiapkan Mental Orang Tua Selama Masa BDR Untuk Tetap Terus Berprestasi Dan Berkarya Di Masa Pandemi

“Menyiapkan Mental Orang Tua Selama Masa BDR Untuk Tetap Terus Berprestasi Dan Berkarya Di Masa Pandemi“

(Pemateri - Fatchul Munir, S. Psi., M.PSDM)

Oleh : Banu Atmoko
Apenso Indonesia



Sejak Maret 2020, sebagian besar siswa di Indonesia mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) atau belajar dari rumah (BDR) karena pandemi Covid-19. Meski di rumah, bukan berarti siswa libur. Tetapi siswa tetap belajar dari rumah dengan berbagai metode sesuai kebijakan tiap sekolah. Namun bagi peserta didik PAUD dan SD, siswa harus didampingi oleh orang tuanya. Tentu agar materi pelajaran dari guru bisa sampai pada siswanya. 

Pada dasarnya, BDR ini sesuai dengan Trilogi pendidikan-nya Ki Hajar Dewantara, yaitu pendidikan itu bersumber pada tempat yakni, rumah, sekolah, dan lingkungan. Mengacu pada hal tersebut berarti memang sudah seharusnya orang tua ikut andil dalam proses pendidikan anak. 

Namun, pada kenyataannya, orang tua lebih menyerahkan pendidikan ke sekolah. Padahal, peran orang tua sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Keikutsertaan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan siswa di sekolah lebih dibutuhkan secara real dan aplikatif. 

Berikut peran yang dapat dilakukan orang tua untuk mendukung pendidikan di masa pandemi, yaitu: 
1. Menyiapkan fasilitas. Orang tua diharapkan mampu menyiapkan fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran yang memadai. Fasilitas tersebut akan mendukung kegiatan BDR secara efektif, maka anak akan merasa percaya diri. 

2. Anak belajar dengan aman. Orang tua harus bisa memastikan anak belajar daring dengan aman. Tentu karena kesehatan anak menjadi yang utama. Orang tua menjadi pengontrol saat anak melakukan BDR, yakni membantu aktivitas anak untuk menyelesaikan tugas-tugas selama kegiatan BDR berlangsung. Hal ini diharapkan anak akan merasa nyaman dan aman. 

3. Pro aktif menghubungi guru. Guru dan orang tua harus bekerja sama memfasilitasi pembelajaran yang dilakukan. Orang tua harus proaktif untuk mencari informasi atau mencari tambahan informasi terkait pembelajaran. Orang tua harus sesering mungkin berbagi atau bertanya tentang perkembangan anak saat mengikuti BDR. Salah satunya, orang tua harus membagi waktu antara pekerjaan dan kegiatan belajar anak. Tak hanya itu saja, pola komunikasi yang santun harus dijaga agar komunikasi dengan guru tetap terjalin dengan baik. 

4. Tidak menambah beban pembelajaran. Pada kondisi seperti ini, orang tua tidak menambah beban dengan menuntut hasil yang maksimal pada anaknya. Target kurikulum di masa pandemi bukan satu-satunya tujuan, melainkan anak diharapkan dapat melakukan pembelajaran yang bermakna berkaitan dengan kecakapan hidup. Anak- anak tetap mampu mengambil makna dari pembelajaran yang bermanfaat di kehidupan sehari- harinya dalam melakukan aktivitas. 

Selain hal-hal tersebut di atas, orang tua juga berperan untuk mendampingi anak agar tetap senang dan nyaman mengikuti BDR. Sebab, banyak anak yang ingin kembali sekolah dan merasa bosan dengan pelaksanaan BDR. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa orang tua yang merasa kewalahan menemani anak belajar. 

Orang tua mulai kurang aktif mendampingi anak belajar, dan mudah emosi saat mendampingi anak belajar. Namun semestinya, orang tua harus menjadi tempat yang nyaman untuk anak. Keterlibatan orang tua untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bisa dengan membuat jadwal aktivitas anak. Anak-anak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang sudah disepakati antara orang tua dan anak.

Pandemi COVID – 19 yang hampir berjalan 12 bulan membuat Dinas Pendidikan Kota Surabaya bersama Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) mempersembahkan program acara Pojok Pendidikan Keluarga (Parents Talk) di SBO TV pada hari Sabtu, 13/2/2021 Guru – Guru SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir dan Penulis menyaksikan bersama dengan seluruh guru, tenaga pendidik, komite sekolah dan orang tua/wali murid. 

Dalam kesempatan tersebut yang menjadi pembicara kegiatan tersebut adalah FATCHUL MUNIR, S.Psi, M.PSDM. Beliau dari HIMPSI JAWA TIMUR, dan didampingi Host dari SBO yaitu CITA HELMY.

(Host - Cita Helmy)


Dalam kesempatan tersebut FATCHUL MUNIR, S.Psi, M.PSDM menyampaikan bahwa Pendidikan tersebut bukan hanya tanggung jawab seorang Guru. Apalagi di masa Pandemi COVID yang sudah hampir berjalan 1 tahun ini. Menurut FATCHUL MUNIR, S.Psi, M.PSDM bahwasannya Pendidikan itu tidak hanya tanggung jawab dari Ibu saja, tetapi harus ada kerja sama antara Ayah dan Ibu karena di masa pandemi ini perhatian kedua orang tua sangat penting dalam menggapai impian prestasi. 

Sehingga walaupun di masa pandemi ini harapannya siswa tetap terus berprestasi dan Guru tetap berkarya memberikan stimulus ( rangsangan ) kepada peserta didik agar mampu terus berprestasi dan berkarya di masa Pandemi COVID – 19, kata Kepala SMP PGRI 6 Surabaya alumni jurusan PLS UNESA kelahiran April 1984 bapak H. BANU ATMOKO, S.Pd.

Dalam kesempatan tersebut Kepala SMP PGRI 6 Surabaya bapak H. BANU ATMOKO, S.Pd juga berdoa semoga bapak/ibu Guru dan Keluarga serta siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya dapat menjaga kesehatan dan bisa menjalankan 5M tersebut agar kita semua diberikan kesehatan serta dijauhkan dari COVID – 19 yang melanda negeri ini. Fokuslah pada Akhiratmu Insya Allah Urusan dunia akan mengikutimu, kata H. BANU ATMOKO, S.Pd.
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat




Posting Komentar

0 Komentar