APENSO INDONESIA

header ads

MKKS SMP Swasta Surabaya Utara Gelar Pelatihan Penulisan Soal AKM ( Numerasi ) Bersama ITS

“MKKS SMP Swasta Surabaya Utara Gelar Pelatihan Penulisan Soal AKM ( Numerasi ) Bersama ITS“


Oleh : Banu Atmoko
Apenso Indonesia



Ujian nasional (UN) telah diganti menjadi asesmen nasional (AN) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). AN nantinya dimulai pada 2021 atau menjadi AN 2021. Bagi siswa, tentu harus paham apa itu asesmen nasional. AN adalah asesmen yang dilakukan untuk pemetaan mutu pendidikan pada semua sekolah, madrasah, serta program kesetaraan jenjang dasar dan menengah.

AKM merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM : 1. literasi membaca 2. literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca dan numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup : keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari, keterampilan memilah serta mengolah informasi.

AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekadar penguasaan konten. 

Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks tertulis. Tentu untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia, juga untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.

Merdeka belajar adalah kebijakan besar dalam rangka mewujudkan transformasi pengelolaan pendidikan di Indonesia. Salah satunya dengan menghapus Ujian Nasional (UN) diganti Asesmen Kompetensi. Asesmen nasional sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Diterapkannya kebijakan ini merupakan penanda perubahan paradigma evaluasi pendidikan dan peningkatan sistem evaluasi pendidikan. Tujuan utamanya mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik.

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah kompetensi yang benar-benar minimum, dimana melalui AKM kita bisa memetakan sekolah-sekolah di daerah berdasarkan kompetensi minimum yang harus dipersiapkan. Kompetensi Minimun adalah kompetensi dasar yang dibutuhkan murid untuk bisa belajar, apapun materinya dan apapun mata pelajarannya. Sehingga, materi AKM ada dua yaitu terkait literasi atau baca tulis, serta literasi numerasi.

Literasi yang dimaksudkan di sini bukan sekedar kemampuan membaca, tapi juga kemampuan menganalisis suatu bacaan serta kemampuan untuk mengerti atau memahami konsep di balik tulisan tersebut. Sedangkan numerasi adalah kemampuan menganalisis menggunakan angka. Serta menekankan literasi dan numerasi bukan tentang mata pelajaran bahasa atau matematika, melainkan kemampuan murid agar dapat menggunakan konsep literasi ini untuk menganalisa sebuah materi.

AKM dan Survei Karakter terdiri dari soal-soal yang mengukur kemampuan bernalar menggunakan bahasa, kemampuan bernalar menggunakan numerasi, dan penguatan pendidikan karakter. Dan AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi yang saya jelaskan tadi,” papar Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud.

Kedua aspek kompetensi minimun ini, lanjutnya, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat. Terlepas dari bidang kerja dan karir yang ingin mereka tekuni di kemudian hari. Fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti dari pentingnya mata pelajaran. Karena justru dengan literasi dan numerasi ini membantu murid-murid untuk mempelajari bidang ilmu lain, terutama untuk berpikir dan mencerna informasi dalam bentuk tertulis dan dalam bentuk angka atau kuantitatif.

Bagian lain dari Asesmen Nasional adalah Survei Karakter yang dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosio emosional berupa pilar karakter untuk mencetak profil Pelajar Pancasila. Ada enam indikator profil Pelajar Pancasila yaitu berakhlak mulia, kreativitas, gotong royong, kebhinekaan global, bernalar kritis dan kemandirian.

Dalam mempersiapkan Sukses AKM 2021 MKKS SMP Swasta Surabaya Utara sudah banyak melakukan terobosan - terobosan untuk menyiapkan SMP Swasta Surabaya kualitasnya bagus, seperti yang dilakukan pada hari Rabu, 3/2/2021 – Jum’at, 5/2/2021 dengan Departemen Matematika ITS mengadakan kegiatan Pengabdian Masyarakat yaitu mengadakan kegiatan Pelatihan Penyusunan Soal AKM.

Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Wilayah Utara bekerja sama dengan Departemen Matematika, Fakultas Matematika, Komputasi, dan Sains Data (FMKSD) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, menggelar pelatihan penulisan soal Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) 2021.

Pelatihan penulisan soal AKM dilakukan melalui zoom meeting selama tiga hari, mulai Rabu (3/02/2021) sampai dengan Jumat (5/02/2021). Kegiatan dibuka Sekretaris Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Ike Inayumiki.

Dalam sambutannya, Ike Inayumiki mengapresiasi kegiatan pelatihan yang sudah digelar MKKS SMP Swasta Wilayah Utara bersama Departemen Matematika ITS ini. Walaupun di tengah Pandemi Covid-19, semangatnya tidak kendor dalam mengembangkan diri. Harapannya, kegiatan ini ditularkan kepada MKKS SMP Swasta lain. 

“Terima kasih kepada panjenengan semua, karena sudah membantu, khususnya berbagai program yang ada di Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Tetap berinovasi, berkreasi, dan berkarya untuk membuat pintar anak-anak Kota Surabaya,” katanya. 

Ike melanjutkan, Asesmen Nasional (AN) meliputi beberapa hal, di antaranya AKM literasi dan numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan. AN sendiri tidak menggantikan peran Ujian Nasional (UN). Tapi di sini untuk mengevaluasi penguasaan materi di murid-murid secara individual.

“Jadi, semuanya tidak usah takut, karena itu untuk mengukur atau mengevaluasi atau memetakan mutu pendidikan di sekolahan semua. Jadi, bukan hal yang menakutkan, apalagi ini bukan pengganti UN,” tegasnya. 

Ketua MKKS SMP Swasta Wilayah Utara yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir bapak H. Banu Atmoko, S.Pd mengatakan, ini merupakan kegiatan ketiga antara MKKS SMP Swasta Wilayah Utara bersama Departemen Matematika ITS. 

Semua kegiatan yang dilakukan dalam rangka mendukung program-program yang dilakukan Dispendik Kota Surabaya. “Kepada bapak/ibu guru Matematika dan IPA, nanti jika ada tugas-tugas, jangan dianggap ini sebagai beban. Tapi ini juga sumbangsih kita guru-guru SMP Swasta Wilayah Utara untuk Dispendik, yaitu bisa menjadi bank soal,” ujarnya.

Kepala Departemen Matematika ITS Subchan menyatakan, AKM merupakan hal baru. Apalagi, kurikulum di Indonesia sementara ini masih menggunakan Kurikulum 2013, namun model asesmennya diubah. “Ini seperti disediakan bahan untuk membuat sayur jangan kunci, akan tetapi hasil olahannya jadi gule. Nah, mari kita belajar bersama,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut kegiatan tersebut, setelah pembukaan di bagi menjadi 2 room yaitu room 1 untuk Mapel Matematika dan room 2 untuk Mapel IPA. Adapun materi hari ini yaitu bilangan dan pengukuran Geometri. Dalam kesempatan tersebut, Kepala SMP PGRI 6 Surabaya bapak H. BANU ATMOKO, S.Pd berharap semoga bapak/ibu guru dan keluarga serta siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya dapat menjaga kesehatan dan bisa menjalankan 5M tersebut agar diberikan kesehatan, serta dijauhkan dari COVID – 19 yang melanda negeri ini. Fokuslah pada Akhiratmu Insya Allah Urusan dunia akan mengikutimu, kata H. BANU ATMOKO, S.Pd.
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat





Posting Komentar

0 Komentar