APENSO INDONESIA

header ads

Duka dan Kehilangan Orang Tersayang

Duka dan Kehilangan Orang Tersayang

(Gambar Ilustrasi)

Oleh : Banu Atmoko
Apenso Indonesia



Duka dan kehilangan orang tersayang menjadi salah satu tantangan tersulit yang dihadapi. Ketika kehilangan pasangan, saudara atau orang tua, kesedihan bisa menjadi sangat kuat. Duka adalah respons normal atas kehilangan selama atau setelah bencana atau peristiwa traumatis lainnya. 

Duka bisa terjadi sebagai respons atas kehilangan nyawa, serta perubahan drastis pada rutinitas sehari-hari dan cara hidup yang biasanya memberi kita kenyamanan dan perasaan stabil. Reaksi kesedihan yang umum meliputi : Shock, tidak percaya atau penolakan, kegelisahan, kesulitan, marah, kesedihan, kehilangan tidur, dan kehilangan nafsu makan.

Beberapa orang mungkin mengalami banyak kerugian selama bencana atau kejadian darurat berskala besar. Anda mungkin tidak dapat bersama orang yang dicintai ketika mereka meninggal, atau tidak dapat berduka atas kematian seseorang secara langsung dengan teman dan keluarga.

Jenis kerugian lainnya termasuk pengangguran, atau tidak menghasilkan cukup uang, kehilangan atau pengurangan layanan dukungan, dan perubahan lain dalam gaya hidup Anda. Kehilangan ini dapat terjadi pada saat yang sama, yang dapat memperumit atau memperpanjang kesedihan dan menunda kemampuan seseorang untuk beradaptasi, menyembuhkan, dan pulih.

Namun, kesedihan biasanya berkurang intensitasnya seiring berjalannya waktu, tetapi berduka adalah proses penting untuk mengatasi perasaan ini dan terus merangkul waktu yang dimiliki bersama orang yang dicintai. Setiap orang bereaksi berbeda terhadap kematian dan menggunakan mekanisme koping pribadi untuk kesedihan.

Betapa sedihnya orang yang kita sayangi telah pergi selamanya untuk menghadap sang khaliq itulah yang dirasakan oleh Ibu ANIS LAILY MUFIDAH, S.Pd Guru SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem VII B No 12 Surabaya pada hari Minggu, 21/3/2021 pukul 00.00 suami beliau bapak ZAINUL ARIFIN bin JAELANI meninggal dunia. Tampak raut muka yang penuh kesedihan terlihat di ibu ANIS LAILY MUFIDAH, S.Pd dan putra/putrinya. 

Dalam kesempatan ini, Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya datang ke rumah duka pada pukul 04.30 yntuk melihat keadaan dan persiapannya. Setelah dari rumah duka, Penulis langsung bergerak cepat untuk minta Surat Keterangan Kematian dari Dokter dan ke Makam TPU Pegirikan untuk mengurus Pemakaman. Alhamdulilah semua lancar tanpa adanya hambatan baik Surat Kematian Dokter dan Pengurusan Pemakaman.

Pukul 09.00 Jenazah suami ibu ANIS LAILY MUFIDAH, S.Pd sudah siap diberangkatkan ke TPU Pegirikan. Sebelum dimakamkan di sholatkan di Mushola sebelah rumah duka. Dalam kesempatan ini, Penulis merasa bahagia dan berterimakasih banyak untuk Ambulance karena selalu di bantu oleh Yayasan Nurul Hayat. 

(Gambar : Proses pemakaman)


Dengan sigap dari Sidoarjo langsung meluncur ke rumah duka di Bulak Rukem VII B No 12 Surabaya untuk menuju ke TPU Pegirikan. Dalam kesempatan ini, Penulis alumni jurusan PLS UNESA kelahiran April 1984 merasa sangat kehilangan orang seperti suami ibu ANIS LAILY MUFIDAH, S.Pd tersebut, karena biasanya beliaulah yang mengantar Penulis dan keluarga jika ada kegiatan. Kini beliau telah pergi selamanya. 

Bagi Penulis, ibu ANIS LAILY MUFIDAH, S.Pd sudah di anggap seperti keluarga. Semoga amal ibadah almarhum semasa hidupnya diterima oleh Allah SWT dan semoga dosa – dosanya diampuni oleh Allah SWT dan untuk ibu ANIS LAILY MUFIDAH, S.Pd dan keluarga diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi musibah dengan orang yang kita sayangi telah dipanggil oleh Allah SWT. Dalam kesempatan ini Penulis, berharap agar ibu ANIS LAILY MUFIDAH, S.Pd tetap semangat dalam membesarkan putra/putrinya untuk tumbuh dan berkembang menjadi generasi emas hebat dan unggul.




Posting Komentar

0 Komentar