“AJAK ANAK – ANAK KITA UNTUK SELALU
CINTA AL - QUR’AN UNTUK MASA DEPAN BELIAU MENJADI GENERASI EMAS UNGGUL DAN QUR’ANI”
Oleh : Banu Atmoko
Apenso Indonesia
“Sesungguhnya di antara amalan dan kebaikan seorang mukmin yang akan menemuinya setelah kematiannya adalah : ilmu yang diajarkan dan disebarkannya, anak shalih yang ditinggalkannya, mush-haf yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah untuk ibnu sabil yang dibangunnya, sungai (air) yang dialirkannya untuk umum, atau shadaqah yang dikeluarkannya dari hartanya diwaktu sehat dan semasa hidupnya, semua ini akan menemuinya setelah dia meninggal dunia”.
Dari hadist ini dapat kita lihat bahwa semua usaha, perbuatan maupun hasil pencapaian jerih payah manusia tidak dapat dibawa mati. Tidak ada manfaat apapun bagi si mayit kecuali tiga hal yang disebutkan di atas, dengan demikian ia segera meyakini bahwa dunia dan segala isinya ini hanyalah sementara. Hanya amalan yang disyari'atkan Allah lah yang dapat memberikan manfaat kepada mayit setelah kematiannya, tentu saja amalan baik itu ibadah-ibadah maupun ketaatan itu adalah amalan dirinya sendiri semasa hidup di dunia dan bukan amalan orang lain.
Mengingat tujuan penciptaan manusia di atas bumi ini adalah agar mereka beribadah, mengabdi, dan menyembah hanya kepada Allah. Sebagaimana firmanNya : “Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk menyembahKu”. (QS. Adz–Dzuriyat : 56). Sehingga semasa hidupnya manusia bisa melakukan amalan-amalan yang menjadikan pahalanya terus mengalir setelah kematiannya, begitupun bagi orang-orang yang masih hidup juga dapat memberikan manfaat kepada mayit dengan amalan-amalannya yang ia kerjakan setelah kepergian si mayit.
Adapun amalan-amalan tersebut diantaranya adalah :
1. Sedekah jariyah. Sedekah jariyah yang dimaksud adalah harta sedekah yang terus menerus berlangsung kemanfaatannya. Seperti membangun masjid, selama masjid tersebut masih dimanfaatkan oleh kaum muslimin, maka pahalanya akan selalu mengalir kepada orang yang bersedekah tersebut. Begitu juga wakaf al quran dan buku-buku keilmuan dan yang semisalnya, sumur atau sungai (air) yang dialirkannya untuk umum dan lainnya.
2. Ilmu yang bermanfaat. Ilmu bermanfaat yang dimaksud disini adalah ilmu yang diajarkan kepada manusia, selama ilmu yang memberikan kemanfaatan tersebut tersebar, maka pahala akan selalu mengalir pada orang yang mengajarkan. Dan hal tersebut hendaknya mendorong kita untuk selalu mengajarkan hal yang bermanfaat dimanapun kita berada, terutama ilmu agama, Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).
3. Anak yang sholeh. Orang tua sangat membutuhkan anak yang sholeh, taat kepada Allah, karena semua ketaatan yang dilakukan oleh seorang anak akan memberikan pahala kepada orang tuanya insya Allah. Ibnu Malak berkata : “Sampai dikatakan : seorang ayah mendapatkan pahala dari setiap amalan anaknya yang sholeh, baik dia mendoakan ayahnya atau tidak, hal ini sama seperti seseorang menanam pohon yang berbuah, maka si penanam akan mendapatkan pahala setiap kali ada yang memakan buah tersebut, baik orang yang memakan buah tersebut mendoakan si penanam atau tidak”. (Syarhul mashabih karya Ibnu Malak : 1/193).
Sebuah hadist lain, diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya sebaik-baik yang kamu makan adalah yang (kamu dapatkan) dari usaha kamu, dan sesungguhnya anak-anakmu itu termasuk usaha kamu”. (HR. Turmudzi, Nasai, dan Ibnu Majah). Hadist ini juga menggambarkan anak sholeh yang senantiasa berdzikir dan selalu menjaga hubungan baik kepada kepada Allah. Dan ia pun tidak lupa memanjatkan do’a untuk kedua orang tuanya setelah mereka tiada.
Di kondisi saat ini, orang tua begitu bangganya bila Putra/Putrinya mendapatkan nilai mata pelajaran bagus, bahkan orang tua bangga ketika anak nya menerima piala atau penghargaan, tetapi kebanyakan orang tua tidak bahwa dibalik kesuksesan itu adalah agama dan Al- Qur'an.
Selama ini Penulis bangga bila Siswa/Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, tetapi setelah melihat dan mendengarkan Indonesia mengaji pada hari Sabtu, 24/4/2021 yang diadakan oleh Wafa' Indonesia melalui link : https://zoom.us/j/97447208917 Meeting ID: 974 4720 8917
Dimana di Indonesia mengaji tersebut menghadirkan sosok Najah Hudia Hafifurrohman alumni Hafidz Indonesia tahun 2019 yang sangat luar biasa dengan kondisi yang beliau miliki tapi alhamdulilah Najah Hudia Hafifurrohman menjadi anak yang luar biasa mampu menghafal Al qur’an 30 juz lengkap dengan terjemahan. Bagi Ibunda Najah Hudia Hafifurrohman sejak kecil ananda Najah Hudia Hafifurrohman selalu di ajarkan dan di bekali Al - Qur'an.
Dalam kesempatan ini, Penulis yang ikut menyaksikan sempat meneteskan air mata, betapa bangganya orang tua yang memiliki sosok putra seperti Najah Hudia Hafifurrohman yang kondisi seperti itu tapi luar biasa dalam membaca Al qur’an.
Dalam kesempatan ini, Penulis alumni jurusan PLS UNESA kelahiran April 1984 merasa malu dengan kondisi yang sempurna tapi masih kalah jauh dengan Najah Hudia Hafifurrohman, maka dari itu Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya dan Sekretaris Yayasan Pendidikan AL-IKHLAS Semampir berpesan untuk mengajarkan dan membentengi anak didik kita dan kita dengan Al - Qur'an karena dengan Al - Qur'an hati kita akan merasa nyaman tentram dan aman.
Maka dari itu, alhamdulilah Guru – Guru SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS "AL-IKHLAS Surabaya sudah mulai berbenah dan belajar Al - Qur'an melalui metode Wafa (melalui metode otak kanan). Semoga SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS "AL-IKHLAS Surabaya mampu mendidik dan menjadikan generasi emas unggul dan berjiwa qur’ani yang kelak semoga dari mereka akan mendoakan orang tua dan Guru – Guru mereka karena anak yang sholeh yang di dapat dari ilmu Al - Qur'an di Sekolah.
#TantangaGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat
0 Komentar