APENSO INDONESIA

header ads

AJAK SISWA DAN GURU SMP PGRI 6 SURABAYA UNTUK SELALU SEHAT LAHIR BATHIN

“AJAK SISWA DAN GURU SMP PGRI 6 SURABAYA UNTUK SELALU SEHAT LAHIR BATHIN“

(Gambar Ilustrasi)

Oleh : Banu Atmoko
Apenso Indonesia


Terlahir sebagai makhluk mulia di muka bumi, manusia diberikan sejumlah amanah yang harus dijalani. Salah satu amanah besar tersebut ialah dengan menjadi khalifah di muka bumi. Khalifah yang memiliki akar kata kha’-lam dan fa yang berarti pengganti; memiliki makna yang lebih makro yakni makhluk Allah yang berkewajiban untuk menjaga dirinya dan memakmurkan atau melestarikan alam sekitarnya. Sehingga, makna khalifah secara definitif ini bukan terbatas pada makna politis (sahabat-sahabat Rasululullah yang terpilih menjadi khalifah). 

Lebih luas, makna khalifah diartikan sebagai sosok manusia yang bertanggung jawab pada dirinya sendiri, keluarga, juga kepada makhluk lain di bumi yang ia diami. Nah, salah satu tanggung jawab terbesar yang harus ia jaga adalah menjaga kesehatan. 

Selain menjadi kebutuhan vital dan mendasar, kesehatan menjadi tolok ukur sukses dan berkembangnya suatu Negara. Tak heran, salah satu indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dinilai dari bagaimana kondisi kesehatan mayarakat di suatu Negara. Oleh karenanya, kesehatan menjadi indikator yang tak hanya penting, namun memengaruhi indikator lainnya seperti bidang pendidikan dan ekonomi. 

Bisa dibayangkan jika satu Negara memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun masyarakatnya hidup dengan tingkat kesehatan yang rendah, tentu mereka tidak mampu bekerja dan memberikan kontribusi positif untuk negaranya apalagi bisa mengenyam pendidikan yang baik.

Berbicara soal kesehatan, tentu setiap orang selalu ingin sehat lahir dan batin. Hanya saja, terkadang manusia lalai atas nikmat sehat ini. Bahkan, jauh-jauh hari Rasulullah Saw sudah mewasiatkan bahwa ada dua nikmat yang melenakan manusia yakni nikmat kesehatan dan waktu senggang. 

Tepat! Dua hal ini sering melalaikan manusia sehingga ia lupa bahwa kesehatan itu harus dijaga dan diupayakan. Karena pentingnya menjaga kesehatan inilah, Alqur’an pun memberikan sejumlah tuntunan bagaimana menjaga kesehatan agar dengan nikmat sehat itu, manusia bisa beribadah bukan hanya ibadah mahdhah secara kuantitas namun juga ibadah-ibadah sosial lain yang tak kalah penting dan berkualitas.

Ada banyak ayat yang membicarakan perihal kesehatan dalam Alqur'an sekurang-kurangnya ada 318 ayat yang meliputi menjaga kesehatan jasmani (di antaranya memperhatikan makanan dan minuman ada 134 ayat, menjaga kebersihan ada 7 ayat sedangkan tentang istirahat ada 7 ayat). 

Kedua, anjuran menjaga kesehatan rohani yang di antaranya melaksanakan ibadah sholat berjumlah 84 ayat, menunaikan zakat ada 32 ayat, perintah berpuasa ada 12 ayat serta memohon ampunan dan bertaubat ada 42 ayat. 

Dengan demikian, perhatian Alqur'an terhadap kesehatan lebih komprehensif; tak terbatas hanya kesehatan fisik/ lahir/ jasmani yang terlihat secara kasat mata, namun juga bagaimana manusia bisa mencapai sehat sebenarnya yaitu sehat secara mental, psikis yang akhir-akhir ini tema kesehatan mental sedang menjadi isu sentral.

Jika kita menelisik lebih dalam, maka ayat yang berkenaan langsung dengan kesehatan fisik salah satunya ialah, “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. Al-A’raf 7: 31).

Pada pertengahan hingga akhir ayat pada surah al-A’raf di atas, Allah mengisyaratkan suatu hal yang sangat prinsip dalam kesehatan yaitu pengaturan pola makan dan minum. Ayat ini menurut sejumlah ulama digunakan oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib untuk menjawab bantahan orang Yahudi yang mengatakan kepadanya bahwa dia tidak menemukan satu ayat pun dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kesehatan. 

Dengan cerdas Ali bin Abi Thalib menjawab, “Untuk menjelaskan tentang kesehatan secara menyeluruh, Allah, Tuhan kami cukup menjelaskan hanya dalam setengah ayat yaitu, “…Makanlah dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. Al-A’raf (7): 52)—dimana surah al-A’raf ayat 52 juga memerintahkan untuk makan dan minum dengan satu syarat; TIDAK BERLEBIHAN. 

Apa makna dari anjuran agar tidak berlebihan tersebut? Ibnu Katsir ketika menafsirkan menukilkan hadis yang diriwayatkan Abu Ya’la bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya termasuk berlebih-lebihan adalah memakan segala makanan yang kau sukai.” 

Ibnu Katsir juga menyatakan, sebagian ulama salaf mengatakan, Allah menghimpun semua kebaikan dalam separuh ayat ini, yaitu Firman-Nya dalam ayat di atas tentang “makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan.” 

Sementara itu, pandangan yang hampir senada diuraikan oleh Imam Bukhari yang mengatakan tentang ayat di atas bahwa Ibnu Abbas berkata, arti yang dimaksud dalam surah Al-A’raf 7:31 ialah makanlah sesukamu dan berpakaianlah sesukamu selagi engkau hindari dua perilaku yaitu berlebih-lebihan dan sombong.

Uraian di atas membuktikan bahwa Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah kesehatan karena kini terbukti hampir seluruh penyakit degeneratif bermula akibat makan berlebihan atau pola makan yang buruk. Sehingga, tidak berlebihan jika Alqur’an meletakkan rahasia mencapai kesehatan hakiki bukan di saat manusia telah mencapai usia matang, melainkan jauh-jauh hari sejak di dalam kandungan ibu (melalui pemberian nafqah yang patut dari sang ayah janin agar sang ibu bisa meningkatkan gizi) juga ketika sang bayi terlahir, orang tua harus memerhatikan asupan gizi sang anak dengan anjuran pemberian ASI, “Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna…” (Qs. Al-Baqarah/2: 233). 

Temuan luar biasa mengenai kesehatan mental yang sangat sejalan dengan beberapa tuntunan Alqur’an sebaiknya tidak hanya sampai kepada unsur kognitif (sekedar tahu), namun semoga tuntunan Alqur’an untuk meraih kesehatan yang sebenarnya memotivasi kita semua untuk mau memulai hidup sehat dari menjaga pola makan, lebih peduli dengan kebersihan diri dan lingkungan, juga belajar untuk mudah memberi dan memaafkan! 

Untuk mewujudkan Siswa dan Guru sehat lahir bathin di SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir pada hari Sabtu, 3/4/2021 Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya bermain bulu tangkis di lapangan SMP PGRI 6 Surabaya bersama kak SYAHRUL, S.Pd selaku Pelatih Panahan. 

Di sana Penulis melawan kak Syahrul alumni jurusan Matematika Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Selesai kak Syahrul melawan Penulis dilanjutkan bapak/ibu Guru di SMP PGRI 6 Surabaya yaitu ibu YUNI ISMARYATI,S. Pd., ibu SRI SUPADMI, S.Pd., ibu MEI KURNIATUL ADAWIYAH, S.Pd., dan ibu SUGIARTI. Dimana awalnya bapak/ibu Guru tersebut bermain singel (sendiri – sendiri), tapi setelah itu akhirnya bapak/ibu Guru bermain bulu tangkis ganda. 

(Gambar : Ketika berlangsung permainan)

Selesai bermain, bapak/ibu Guru terasa capek dalam permainan tersebut. Akhirnya dilanjutkan siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya yaitu SHAMILA, NURHALIZA RIZMAN, dan AZIS.

Selesai permainan bulu tangkis tersebut bapak/ibu Dewan Guru SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS "AL-IKHLAS Surabaya menikmati hidangan sarapan pagi Tahu tek yang dimasakkan oleh ibunda dari Penulis yaitu ibu KASMIJATI. Di ruang Guru, bapak/ibu Guru baik SMP PGRI 6 Surabaya maupun SDS "AL-IKHLAS Surabaya menikmati sarapan Tahu tek tersebut setelah melakukan olahraga pagi bulu tangkis di lapangan SMP PGRI 6 Surabaya.

Menurut Penulis yang alumni jurusan PLS UNESA kelahiran April 1984 bahwasannya kegiatan di SMP PGRI 6 ini bertujuan agar bapak/ibu Guru baik di SMP PGRI 6 Surabaya dan SDS "AL-IKHLAS Surabaya sehat lahir bathin.
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#guruhebat



Posting Komentar

0 Komentar