APENSO INDONESIA

header ads

BELAJAR "BUTUH" TAK KEKURANGAN

BELAJAR "BUTUH" TAK KEKURANGAN

Oleh : apensoindonesia.com


Miskin, agak miskin, kaya, kaya raya. Itu tampak hanya data bertingkat. Atau, data ordinal saja. 

Semua pada tingkatan itu, pernah bahagia. Atau, selalu bahagia. Atau, pernah sedih. Bisa juga tidak merasakan apa - apa. Hidup, berbuat baik, positif, begitu saja.

Tentu, ada yang bahagia walau miskin harta. Ada pula yang selalu sedih, walau kaya harta. Anda memilih yang mana? Kayaknya memilih selalu bahagia dan kaya harta. 

Konsep bahagia, ada yang tidak begitu. Tapi memilih "sak madyo" saja, artinya ada dan cukup ketika dibutuhkan - tidak berlebihan.

Bahagia dan suka mesyukuri, pada tingkat dan situasi kondisi apapun. Butuh berbuat kebaikan untuk sesama dan lingkungan. Sabar.

"Butuh" itu perlu kita bisa. Tidak semua orang mampu merumuskan kebutuhan kehidupan. Belum mampu menciptakan kebutuhannya. 

Kebutuhan yang smart, memudahkan hidup, bersih, sehat, dan bisa hidup bersama. Atau, apa konsep kebutuhan Anda? dalam kebaikan.

Belajarlah "butuh" untuk hidup yang sehat. Sebagaimana "anadhlofatu minal iman" (kebersihan sebagian dari iman).

Misalkan : butuh rumah kita bersih lingkungan sehat. Tentu jangan buang sampah di semua tempat. Biar tidak kotor dan tidak kumuh. Bikin, yang rapi, bersih. Bila sampah, buanglah di tempatnya - tempat sampah.

Belajarlah "butuh" memiliki ilmu. Belajar mendapatkan ilmu dari siapa saja, dimana saja. Sebagaimana selalu "tolabul ilmi".

Butuh di dunia selamat. Sebagaimana "rabbana atina fidun'ya khasanah" (ya Tuhan selamatkan kami di dunia".

Selanjutnya, butuh selamat di akhirat (wafil akhirotil khasanah). Dan, dijauhkan dari api neraka (wakinna adzabanar), dimasukan dalam surgaNya.

Terserah, Anda butuh apa dalam ibadah di kehidupan ini. Kerjakan, lakukan, dan berdoa.

Jika mendapat kemuliaan, jangan lupa bersyukur. Jika mendapat musibah, bersabarlah. Jika terlanjur salah, bertobatlah memohon ampun. Jangan maksiat, jangan musyrik. Semua itu harus sabar. Sabar tiada batas.

Belajarlah "butuh" apa saja yang positif, yang menyamankan dirinya, bahagia mesyukuri. Jangan yang negatif, karena akan menyengsarakan.

"Butuh" menjadi penting. Bahkan sangat penting. "Butuh" bukan keinginan. 

Keinginan banyak sekali, tak mungkin bisa dicapai. Tetapi kebutuhan adalah kebutuhan dasar dan mendasar untuk kehidupan. Termasuk penyempurnaan ibadah dalam perjalanan kehidupan.

"Butuhlah" dan belajarlah "butuh". Sebab "Tuhan menciptakan manusia dengan segala kebutuhannya".

Anda akan repot kalau tak butuh apa - apa. Bisa bisa 'mati hidup'.

Semoga semua sehat....aamiin yra.

(GeSa)




Posting Komentar

0 Komentar