APENSO INDONESIA

header ads

Kebersamaan Sebagai Proses Belajar Kehidupan Sosial Siswa

Kebersamaan Sebagai Proses Belajar Kehidupan Sosial Siswa

(Gambar Ilustrasi)

Oleh : Banu Atmoko
Apenso Indonesia


Kebersamaan adalah wujud tindakan sosial yang menggembirakan bagi semua pihak yang terlihat. Kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama akan memberikan nilai tambah apabila dibanding dilakukan seorang diri. Kebersamaan yang positif membantu individu untuk membangun diri menjadi lebih baik karena ada kepedulian, ada kasih sayang, dan ada penghormatan. 

Kebersamaan juga mengajarkan cara berbagi, saling memberi dan menerima. Siswa mengerjakan tugas secara berkelompok, klub basket dimenangkan oleh kelompok, jajan di kantin akan tambah meriah apabila dilakukan bersama-sama dan mengerjakan bersama tugas piket di kelas adalah beberapa contoh dari sekian banyak kegiatan yang dapat dilakukan dalam sebuah kebersamaan yang positif. 

Siswa dapat belajar cara berada dalam lingkungan sosial melalui aktivitasnya selama di sekolah. Namun, sebagai sebuah miniatur kehidupan bermasyarakat, tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan di sekolah pun memiliki dua sisi layaknya kehidupan nyata dalam masyarakat. Ada sisi positif yang dapat dibanggakan dan ada juga sisi negatif yang perlu pembenahan. 

Hubungan antar manusia dalam suatu lingkungan sosial seperti sekolah belakangan ini mengalami degradasi makna. Bukan lagi hubungan timbal balik yang saling menguntungkan, tetapi hubungan yang justru mencari untung untuk dirinya sendiri. Kepekaan sosial mulai berkurang demikian juga kepedulian sesama. 

Kegiatan yang dilakukan bersama malah banyak yang menjurus pada awal mula kenakalan remaja. Siswa saling memperolok, membuat geng atau kelompok-kelompok kecil di sekolah yang mulai mencoba-coba tindakan negatif seperti merokok, bahkan ada yang sampai melakukan penganiayaan kepada sesama teman.  Aktivitas negatif tersebut dipicu oleh hal-hal yang mungkin saja sederhana, tetapi karena kurangnya kepekaan dan kepedulian sosial, efek yang dihasilkan jauh lebih mengerikan. 

Sosiologi bukan lagi sebatas ilmu tentang kemasyarakatan, tetapi sosiologi perlu juga mengajarkan bagaimana membentuk suatu kelompok masyarakat yang beradab termasuk di dalamnya kelompok masyarakat di sekolah. Selain pembelajaran di kelas, mata pelajaran sosiologi sangat perlu melakukan pembelajaran langsung di lapangan untuk melihat realitas masyarakat majemuk yang hadir di dunia para siswa. 

Di mulai melihat realitas kehidupan di sekolah, para siswa perlu diajak untuk bisa saling peduli satu sama lain melalui kegiatan bersama seperti bakti sosial dari siswa untuk siswa. Ajak mereka untuk merancang acara, mengumpulkan data kebutuhan siswa, dan membagikannya kepada yang butuh. Bakti sosial tidak harus dengan memberikan barang atau materi. Bakti sosial dapat dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok belajar di luar pelajaran. 

Berbagi ilmu dengan teman sebaya untuk meningkatkan pemahaman. Selain memupuk kepedulian dan kebersamaan, belajar dengan teman sebaya bisa menjadi sarana untuk mengoptimalkan prestasi belajar. Memanfaatkan kapasitas pribadi untuk melejitkan prestasi, akan membantu para siswa berhasil di kemudian hari dalam kehidupan masyakarat majemuk sebenarnya.

Kangen, rindu, itulah ekspresi yang nampak dari wajah Siswa/Siswi SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No. 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir pada hari Selasa, 27/4/2021 Siswa/Siswi SMP PGRI 6 Surabaya kelas 9 merasa kangen dengan guru – guru mereka yang sudah hampir 1 ½ tahun tidak bisa bertemu dengan Bapak/Ibu Guru SMP PGRI 6 Surabaya karena adanya Pandemi Covid – 19.

Makanya, pada hari Selasa, 27/4/2021 bersama Guru – Guru SMP PGRI 6 Surabaya foto bersama untuk kenang –kenangan selama 3 tahun sekolah di SMP PGRI 6 Surabaya. Menurut Shamila dan Inayah Siswa kelas 9 SMP PGRI 6 Surabaya kegiatan tersebut adalah sebagai rasa kangen yang tidak terobati selama 1 ½ tahun karena adanya Pandemi Covid – 19 yang akibatnya tidak adanya pembelajaran di sekolah. 

Mereka, Siswa kelas 9 hanya bisa mengajak Bapak/Ibu Guru untuk foto bersama sebagai kenang – kenangan bagi kami Siswa SMP PGRI 6 Surabaya, kata Shamila dan Inayah tersebut. Menurut Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya alumni jurusan PLS UNESA kelahiran April 1984 bahwasannya kebersamaan sebagai proses belajar kehidupan sosial siswa.
#TantanganGuruSiana  
#dispendikSurabaya 
#Guruhebat



Posting Komentar

0 Komentar