APENSO INDONESIA

header ads

KONSISTEN TRIDHAMA

KONSISTEN TRIDHAMA 


Oleh : Gempur Santoso

(Dosen Universitas Hasyim Latif/UMAHA Sidoarjo)


Tridharma perguruan tinggi. Ini di tempat pendidikan. Bukan dharma lain. Isi tridharma, yakni : pendidikan, penelitian, dan pengabdian.

Mengapa harus tridharma? ...jawab : tiga hal itu sebagai tujuan membentuk mengembangkan menjadi manusia seutuhnya.

Manusia utuh terdiri jasmani dan rohani. Atau lahir batin. Di dalam jasmani dan rohani itu, manusia telah diberi : daya qolbu, daya nalar, dan daya hidup. Ada tiga daya harus dikembangkan secara positif.

Tridharma mengembangkan tiga daya itu. 

Daya qolbu dikembangkan dengan pendidikan. Dengan cara diajarkan. Dengan perilaku atau perbuatan perlu ketauladanan. 

Tauladan, perkataan tembus perbuatan. Oleh karena itu, diajarkan oleh "guru". Tidak cukup oleh instruktur, apalagi sekadar info dari mbah google

Pertanyaannya : apakah guru sudah bisa jadi tauladan?. Semoga saja guru bisa menjadi tauladan. 

Daya nalar. Dikembangkan dengan penelitian. Ini mencari kebenaran menggunakan metode ilmiah. Bukan metode yang lain.

Metode ilmiah memiliki syarat yakni : masuk akal (nalar), empiris (nyata atau wujud), dan metodis (memiliki metode keilmuan). Jelas metode ilmiah (metodologi) bukan metode yang lain. Bukan metode non-ilmiah.

Daya hidup. Dikembangkan dalam pengabdian. Hidup dalam pengabdian. Pengabdian kepada masyarakat. 

Kita tahu masyarakat adalah banyak manusia yang terikat secara sosial di alam semesta. Kita tahu manusia adalah diciptakan Tuhan. Alam pun diciptakan oleh Tuhan. Jelas, pengabdian pada Tuhan melalui pengabdian masyarakat.

Itulah sekilas bidang garapan perguruan tinggi, tridharma. 

Namanya : perguruan. Asal katanya "guru" bukan instruktur atau yang lain.

Dari tingkat PAUD (pendidikan anak usia dini) hingga setingkat pendidikan atas. Semua yang ngajar namanya "guru".

Di kampus (tempat belajar) atau perguruan tinggi, yang ngajar namanya "dosen". Saat dosen memiliki jabatan tertinggi, namanya tetap "guru" besar, alias, orang menyebut profesor.

Saya pun bangga. Kampus tempat saya mengabdi di Universitas Hasyim Latif (Umaha) Sidoarjo. Rektor : Dr. H. A. Fathoni Fadli. Sampai juga menganggarkan atau membiayai para dosen melakukan tri dharma.

Nyata, tiba - tiba saya mendapat surat keputusan (SK) sebagai salah satu asesor internal proposal penelitian dan pengabdian masyarakat, Umaha. 

Asesor bagi para dosen yang membuat proposal penelitian, dan proposal pengabdian masyarakat. Umaha Hebat, membiayai proposal. Tidak hanya sekadar nyadong dana kompetisi penelitian dan pengabdian masyarakat dari pemerintah yakni dikti (pendidikan tinggi).

Semoga semua perguruan tinggi tetap konsisten pada tridharma perguruan tinggi walau di era medsos (media sosial), internet, saat ini. Apalagi pada masa musibah pademi coronavirus saat ini pula.

Semoga semua sehat....aamiin yra.

(GeSa)



Posting Komentar

0 Komentar