APENSO INDONESIA

header ads

KELUARGA ADALAH SEGALANYA, SEMPATKAN SILAHTURAHMI AGAR TIDAK KEPATEN OBOR

“KELUARGA ADALAH SEGALANYA, SEMPATKAN SILAHTURAHMI AGAR TIDAK KEPATEN OBOR”

(Gambar Ilustrasi)

Oleh : Banu Atmoko
Apenso Indonesia


Kita terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Kita sibuk mengumpulkan pundi-pundi uang untuk kita sendiri. Kita terlalu sibuk menghabiskan waktu bersama teman dan sahabat. Kita terlalu sibuk mencari apa itu kebahagiaan dan cinta, hingga tak jarang kita mengabaikan keluarga kita sendiri. 

Keluarga bisa memberi kita sesuatu yang tak bisa kita peroleh dari orang lain, atau bahkan dibeli dengan banyaknya uang yang kita miliki. Saat pertama kali kita mampu untuk melihat dan menangis, hingga kita sudah berbekal ilmu seperti sekarang ini, semua itu adalah berkat keluarga. 

Keluarga merupakan orang-orang yang selalu menenangkan kita saat sedang menangis, yang membanting tulang mencari rezeki untuk sekolah dan makan kita, dan yang tidak terima ketika kita direndahkan orang lain. Siapa pun kita, mau jadi apa kita, mereka tak akan pernah berhenti menerima kita apa adanya. Cinta yang mereka tanam bukanlah cinta yang seumur jagung, melainkan yang sudah terpupuk selama berpuluh-puluh tahun. 

Dunia akan terus berubah dan bergejolak. Saling sikut sana-sini mencoba memenangkan pengakuan dan penghargaan. Ada kalanya kita takut, lemah, dan ingin menyerah. Lalu, siapakah orang yang akan selalu ada bersama kita saat menang maupun kalah? Itulah keluarga. Keluarga selalu peduli dengan kita. Ketika kamu takut dengan dunia, hanya keluarga yang bisa membuat kita merasa nyaman. 

Memang terkadang kita bisa curhat kepada sahabat, guru, pasangan, psikolog, dan sebagainya. Namun terkadang, keluarga menjadi pihak pertama yang selalu kita tuju. Apalagi kalau kita hendak memutuskan sesuatu yang vital dalam hidup. Misalnya, konsultasi tentang sekolah, pasangan, atau pekerjaan. Mereka sebisa mungkin memberi opini yang terbaik, yang efek positifnya lebih besar ketimbang negatifnya. 

Keluarga adalah obat yang tak bisa dibeli dengan uang. Mereka mampu mengobatimu di saat sedang sedih. Ada momen di mana kita bisa tersenyum puas dan bangga, entah ketika lulus sekolah, mampu beli gawai baru, bisa membangun rumah di usia muda, mendapat posisi kerja yang tinggi, gaji naik, dan sebagainya. 

Tapi, tak semua orang bisa ikut bahagia. Ada yang iri, cemburu, dan bahkan benci. Mereka menjalankan misi agar pencapaian kita tercoreng atau bahkan terebut. Berbeda dengan keluarga, mereka akan selalu ikut merasakan kebahagiaan kita. Mereka bahkan terus mendoakan yang terbaik.

Alhamdulilah, walaupun tidak melaksanakan mudik di luar kota, rumah Penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7-9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir selama lebaran tidak pernah sepi dari tamu – tamu baik tetangga maupun saudara – saudara seperti pada hari Minggu, 16/5/2021 kediaman Penulis jam 07.30 kedatangan saudara yaitu Paklek Soewarno dari Rungkut bersama Istri, anak, dan menantu.

Sambil mengobrol, lek Soewarno sarapan pagi. Selesai, lek Soewarno pulang jam 09.00 Penulis kedatangan tamu yaitu om Suhariono dari Bangil bersama istri dan anak – anak beliau. Jam 13.00 Rumah Penulis kedatangan tamu lagi yaitu mbak Yayuk dari Krian bersama suami dan anaknya. Dan, pukul 16.00 om Suhariono pulang menuju ke kota Bangil. Sebelum pulang mampir ke makam Rangkah. Tak terasa jam 16.30 Keluarga besar dari Pucang juga silahturahmi di rumah Penulis.

Dalam kesempatan ini, Penulis yang alumni jurusan PLS UNESA kelahiran April 1984 sangat bahagia sekali karena banyak saudara yang masih menyempatkan silahturahmi di rumah Penulis walaupun dari jauh dan alhamdulilah benar memang tamu itu membawa rezeki yang tidak di duga - duga. Alhamdulilah rumah Penulis penuh dengan oleh – oleh dari saudara ada yang membawa pangsit, buah, krupuk, tempe, dan pisang. Alhamdulilah itu semua rezeki dari Allah swt yang tidak di duga - duga. 

Semoga silahturahmi ini terus berlanjut sampai kapanpun agar tidak kepaten obor, kata Penulis.
#TantanganGuruSiana  
#dispendikSurabaya 
#Guruhebat




Posting Komentar

0 Komentar