Pondok Kikil Arjosari Gelar Matasba, Pengganti dari MPLS
Pacitan, apensoindonesia.com - Disaat sekolah umum pada tahun ajaran baru tidak melakukan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) termasuk tidak melaksanakan proses belajar mengajar secara tatap muka, lain halnya dengan santri Pondok Pesantren Al-Fattah Kikil Arjosari (Pondok Kikil), Kabupaten Pacitan malah menggelar Masa Ta’aruf Santri baru (Matasba) sejenis MPLS. Acara diikuti oleh ribuan santri dan dibuka langsung oleh Mudir Tarbiyah Wa Ta'limiyah Agus H.Hamka Hakim Lc.M.Hum kemarin hari Senin, (28/6/2021).
‘’Selama pelaksanaan Matasba yang berlangsung 7 hari, diikuti oleh seluruh santri baru. Kami akan menerapkan dua pendekatan, yakni SOP dan Standard Protokol Kesehatan. Selain itu, juga bersholawat serta beristighfar dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19,’’ kata Agus H.Hamka Hakim.
Bahkan Agus H. Hamka Hakim mengatakan bahwa, sebelum dilaksanakannya Matasba, yakni ketika siswa diantar oleh orang tuanya untuk Mukim (Mondok) di Pondok Kikil, tidak menggunakan kendaraan umum melainkan harus menggunakan kendaraan pribadi.
“Lalu ketika memasuki komplek Pondok, mereka wajib menggunakan masker, cek suhu dan langsung isolasi mandiri, mengantongi surat keterangan kesehatan dari pihak terkait atau tim gugus tugas, dan surat pernyataan orang tua santri, serta berbagai persyaratan yang lainnya. Dan Pihak Pondok memberikan vitamin kepada setiap santri, berjemur agar tubuh dan imun tetap kuat,’’ jelas Agus H. Hamka Hakim.
Aturan ketat lainnya juga diberlakukan, seperti guru non mukim tidak boleh keluar masuk, petugas cuci pakaian para santri juga tidak boleh masuk ke areal dan tetap melakukan jaga jarak.
“Jadi santri yang mengikuti Matasba ini merupakan para santri yang mukim, sedangkan santri yang non mukim tidak boleh datang dan belajar tetap dengan menggunakan sistem daring. Selama pelaksanaan Matasba dan proses belajar, kami menerapkan Isolasi Berskala Panjang (IBP) selama tiga bulan kedepan,’’ tukasnya.
Kepala Humas Ponpes Al-Fattah Kikil, Ustadz Feri Khoirul Amri mengatakan bahwa Matasba digelar selama 7 hari, dengan materi kepesantrenan, Adab/Akhlaq, Tata Tertib Santri, Kemadrasahan, Ketauhidan, Fiqih, Kelembagaan, Kematasbaan dan lainnya.
’’Selain itu dalam pelaksanaan Matasba, dilakukan gali potensi pada seluruh santri, mulai dari Hafidz, Jurnalistik, Sinematografi, Hadrah (Banjari, Habsyi & ISHARI NU), Bahtsul Kutub Sughro, MC, Tilawah, Pidato Bahasa Inggris dan lainnya,’’ katanya.
Dijelaskan oleh Ustadz Feri, jumlah santri baru di Pondok Kikil yang mengikuti Matasba sebanyak 800-950 orang. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2020 yang hanya berjumlah 637 orang.
‘’Para santri baru bukan hanya datang dari Jatim saja, namun ada juga yang datang dari Jawa Tengah, Sumatera, Lampung, Jawa Barat, Jakarta, Sulawesi, bahkan ada yang berasal dari Papua,’’ tukasnya. **(rur/d7/fny)
0 Komentar