"GOPOK"
Bahasa Jawa "gopok". Arti "gopok" adalah mudah sakit. Mudah terkena penyakit. Kebalikan "gopok" adalah kuat (menter). Tidak gampang sakit. Walau di tempat dianggap "kotor", tetap tidak sakit.
Kita sudah paham. Seharusnya paham. Bahwa di alam bebas ada berbagai makhluk kecil tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Berbagai makhluk kecil/lembut itu bisa bakteri, virus, dan lain - lain.
Saat ini. Kita sudah mengenal namanya imun (ketahanan tubuh). Imun tubuh ada di dalam tubuh. Jika ada makhluk kecil/halus (virus atau bakteri dan lainnya) masuk dalam tubuh, tapi imun dalam tubuh kuat. Maka, tetap kuat alias tidak sakit.
Masuknya hewan kecil atau makhluk halus itu ke dalam tubuh. Bisa lewat: pernafasan, kulit, makanan atau termakan.
Saya ingat pada almarhum bapak (ayah) saya. Dulu, saat saya kecil suka bermain di pasir, tanah, sawah dan lain lain dianggap kotor. Bapak saya bilang: biarkan saja biar tidak "gopok". Artinya biar tidak mudah sakit, atau tidak sakit sakitan. Imun tubuh menjadi kuat, alami.
Jelas, tampak, menyatu dengan alam. Di alam. Ke alam. Bersama alam. Akan tidak "gopok" sakit. Kuat, tidak sakit sakitan.
Di alam. Di sawah. Saat itu. Makan apa saja. Asalkan halal. Sebab orang tua (ortu) bertani di tanah tegalan menanam apa saja. Ada terong, kacang panjang, lombok, kacang brol (kacang tanah) dan lain - lain. Saat terasa lapar. Langsung kremus (memakan) terong lalap (bersamaan sayur) lombok. Itu tanpa dicuci. Cukup dilap (dibersihkan) dengan telapak tangan saya yang kering.
Tidak hanya itu. Terasa haus juga. Cukup minum di air "sumuran". Istilah "sumuran" adalah semacam sumur di ladang sawah.
Sumuran, tanpa dinding batu. Cukup tanah dilubangi. Bentuk persegi empat. Sekitar ukuran 0,5 m x 1 m. Tidak dalam. Sekitar satu meter sudah keluar sumber air. Saya minum di sumuran itu. Semua, termasuk adik - adik saya dan anak - anak lainnya. Siapa saja minum di sumuran saat kehausan di sawah.
Saat ini sudah tidak ada/jarang sumuran. Tidak seperti dulu. Permukaan sumber air sudah dalam (jeru). Para petani saat mangairi tanamam di sawahnya ada yang pakai mesin pompa air. Memang beda jaman.
Intinya. Suka kembali bersatu dengan alam akan tidak gopok penyakit. Atau tidak mudah terkena penyakit, sakit.
Di alam bebas. Menghirup udara segar bebas. Terkena udara pagi. Saat siang, kepanasan, tentu ngiyup (berteduh). Pakai capil (topi). Kulit tubuh tertutup. Tidak merasa sumuk (gerah), karena angin semilir.
Di alam bebas. Bisa memakan apa saja yang ada di alam. Tentu harus seijin yg memiliki. Tetap tertib sesuai norma yang ada. Norma agama maupun norma budaya.
Semoga kita semua tidak "gopok" sakit. Imun tubuh kuat. Tetap sehat...aamiin yra.
(GeSa)
0 Komentar