APENSO INDONESIA

header ads

POSITIVE THINKING JANGAN ADA DUSTA


POSITIVE THINKING JANGAN ADA DUSTA


Oleh: Gempur Santoso

(Dosen UMAHA juga Penasehat Ikatan Cedekiawan Muslim Indonesia (ICMI - MUDA) Jawa Timur)


Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna dibanding makhluk lain. Manusia bentuk apapun sebaiknya tidak boleh dihina. Bisa jadi, menghina manusia sama dengan menghina yang menciptakan.

Yang Maha Kuasa juga menciptakan matahari dan rembulan. Walau secara teori bahwa rembulan mengeluarkan sinar atas pantulan sinar matahari. Tetapi sinar rembulan pun menerangi bumi.

Manusia hidup memesonakan sinar terang matahari dan rembulan, harapannya dapatlah menerangi hati (qolbu). Banyak manusia berdoa pada Tuhannya. "Ya Allah SWT, terangilah qolbu kami bagai matahari menerangi siang dan rembulan menerangi malam yang silih berganti". (Alloh huma nauwir qolbi binurihidayatika kamanauwaralardo binurisamsi abadan abada birohmatikaya arkhamarhimin). Aamiin yra.

Pada dasarnya manusia ingin selalu mendapatkan rahmat di jalan yang terang. Dalam menjalankan hidup ini, tanpa hidayah dari yang menciptakanNya yakni Allah SWT, tampak takut kesesatan - gelap. 

Memohon selain kepada Yang Maha Pencipta, dipercayai musrik. Atau memadu ke yang lain selain Allah SWT -  musrik. Memohonlah atau memintalah hanya kepada Allah SWT saja.

Manusia berkelompok. Berbangsa - bangsa. Berbagai negara. Untuk saling mengenal satu sama yang lain. Terlepas dari warna kelompok, kalau telanjang pun memiliki organ yang sama. Hanya jenis kelamin saja sesuai kodrat masing - masing.

Dihadapan Tuhan, manusia itu sama. Yang membedakan hanyalah ketaqwaannya kepada Tuhan. 

Untuk dapat harmonis dengan sesama manusia, maka berkelompok. Manusia pada kelompok atau bangsa atau negara. Itu sebetulnya karena  keterbatasan manusia dalam menjangkau luasnya jagad raya. Juga semakin berkembang jumlah munusia.

Saat ini, tidak mungkin manusia menguasai dan megelola manusia seluruh alam. Oleh karena itu, tercipta kelompok - kelompok manusia. Saling bersinggungan, saling mengenal manusia walau kelompok berbeda. Tetap sesama manusia adalah bersaudara. Bersinergi kebaikan.

Dalam berkelompok berupa negara. Bernegara. Ada pemimpin dan rakyat. Pemerintah sebagai pemimpin rakyatnya. 

Sebagai penguasa bukan Maha Kuasa. Kebersamaan pemimpin dan yang dipimpin, haruslah sama. Itu penting.

Pemimpin dan rakyatnya, harus mempunyai tujuan yang sama. Dalam gerak dan rasa. Hal itu, untuk mencapai tujuan bersama adil dan makmur bersama. 

Kemudian, apa yang terjadi, jika pemimpin dan rakyat tidak sama dalam mencapai tujuan bersama itu?. 

Jawaban sementara atau dugaan: terjadi adanya intervensi, adanya ketidakmampuan, adanya kekawatiran lepasnya kekuasaan, dan takut tidak berkuasa. Serta dugaan lainnya yang dikemas dalam diri yang saling hidden agar dapat menjaga rasa.

Memang penyakit pemimpin adalah ketakutan menjadi " bukan pemimpin". Lebih baik amanah saja sesuai anugerah tanggung jawabnya. Tidak perlu takut hidup dalam tanggungjawabnya.

Kalau sudah amanah pada tanggungjawab masing - masing. Tidak perlu ada yang ditakutkan. Pada kelompok yang berwilayah itu telah memiliki konstitusi tahapan waktu kepemimpinan. Mengatur. 

Tetaplah tenang dan damai tanpa kejahatan yang diawali mindset negative thinking

Akan nyaman, harmonis dan produktif. Positive thinking saja. Semoga tak ada manusia menyiksa/tersiksa atas munusia. Secara direct or indirect.  

Tetaplah bersama untuk hidup bersama pada waktu bersama hidup di dunia. Jangan ada dusta diantara kita. Apalagi dusta pada  Allah SWT... Tuhan.....

Semoga semua sehat...aamiin yra.

(GeSa)




Posting Komentar

0 Komentar