APENSO INDONESIA

header ads

NEGARA ERGONOMIS

NEGARA ERGONOMIS 



Oleh: Gempur Santoso.

(Dosen UMAHA Sidoarjo)


Berbagai dasar ergonomi. Bisa dalam dasar fisiologi, enginering, psikologi, kinesiologi, keseimbangan, biomekanika, antropometri dan lain - lain. Begitulah, sebab ergo = gerak dan nomi = nomos = alamiah. Jadi, ergonomi termasuk ilmu multi disipliner (inter disipliner).

Kalau ergonomi menggunakan dasar keseimbangan. Yakni : kapasitas (kemampuan) tubuh harus sama dengan tugas kerja. Itu seimbang, ergonomis.

Begitu pula paradigma ergonomi dibawa ke paradigma negara. Keadaan negara akan seimbang kalau kapasitas negara sama dengan tugas nagara membangun negaranya/rakyatnya. Jika itu imbang, bisa dibilang negara ergonomis.

Memang perlu banyak pendapat untuk identifikasi. Tetang kapasitas dan tugas negara. Walau itu ada di pembukaan UUD 1945. Dan, aturan hukum lainnya.

Kapasitas negara bisa : luas wilayah, sumber daya alam, sumber daya manusia, dan keadaan damai dalam dasar negaranya. Kapasitas negara akan lebih baik seiring dengan kualitas atau tingkat kemampuannya.

Kemudian, tugas negara : membangun jiwa dan raga rakyatnya. 

Intervensi terhadap kedaulatan negara (kedaulatan apa saja) berupa suplemen, tidak alamiah. Timbulah ketidakseimbangan. Tidak ergonomis.

Suplemen biasanya berfungsi mengubah perilaku sel. Misal : saluplemen psikotropika tertentu, bisa mengubah prilaku sel, mampu "gedek" semalam suntuk. Terkenal dengan nama "pil gedek" atau "pil koplo". Loyo setelahnya. Dan lain suplemen lain.

Perilaku sel berubah, maka perilaku fisik pun berubah.

Begitu pula negara. Perilaku sel berubah, maka perilaku fisik negara akan berubah.

Jelas dengan suplemen tidaklah alamiah. Stressor yang tidak alamiah. Stressor membuat perubahan perilaku sel yang tidak alamiah.

Kemudian, alamiah yang bagaimana? Yakni berupa gizi atau nutrisi yang menjadi energi tubuh. Untuk aktivitas atau bekerja. Bisa kuat. Alamiah.

Begitu pula negara. Perlu energi yang alamiah dalam kedaulatan negara. Sehingga dapat meningkatkan jiwa dan raga rakyatnya secara adil. Tidak secara instant.

Bangsa atau manusia. Setiap individu dalam dirinya. Memiliki jasmani dan rohani. 

Begitu pula negara memiliki jasmani dan rohani. 

Jasmani itu bisa gedung, alat - alat negara. Fisik lainnya. Kini meningkatkan jasmani pula berupa infrastruktur.

Tidak kalah penting, rohani atau mental bangsa ini perlu ada program. Ditingkatkan. Nation character building. Ber-Pancasila. Sejarah perjuangan bangsa. Wawasan nusantara. Termasuk ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Tidak musrik. Perlu terus menerus diajarkan pada setiap generasi.

Semua itu, rakyat akan berdaya kalau pemimpin juga berdaya. 

Setidaknya kita bersyukur. Apabila punya pemimpin yang tidak sekadar menumpuk kekayaan pribadi atas jabatan kekuasaannya. 

Bersyukur, jika memiliki pemimpin yang sungguh sungguh mengatur jiwa dan raga bangsa dan negeranya. 

Sebaiknya tidak menekan kehidupan yang lain, Rakyat. Sebab mereka pun butuh makan/untuk kebutuhan hidup dan kehidupannya.

Jika, mengelola jiwa raga bangsa negara ini seimbang, adil, tercipta damai dan berdaulat.  Seimbang antara kapasitas negara dan tugas negara. Alamiah. Bernegara insyaAllah akan ergonomis. Aman nyaman, tidak melelahkan, produktif, selamat di dunia dan akhirat.

Jika kemampuan (kapasitas) negara meningkat maka tugas negara pun harus meningkat. Juga sebaliknya. Agar tetap dalam keadaan negara seimbang ergonomis.

Semoga kita semua selalu sehat dan hidup ergonomis......aamiin yra.

(GeSa)






  


Posting Komentar

0 Komentar