APENSO INDONESIA

header ads

ERA DIGITAL BUKAN GENGSI

ERA DIGITAL BUKAN GENGSI

Oleh: Gempur Santoso

(Dosen Teknik Industri, UMAHA Sidoarjo)


Semakin modern, pasti semakin maju, bukan semakin sulit, pasti semakin easy (mudah). Mestinya begitu. Kalau semakin membuat sulit buat apa.

Terdepan modern saat ini adalah era digital. Jelas akan semakin mudah dalam memenuhi kebutuhan hidup. Harapannya begitu, maju alias modern. Kalau semakin sulit buat apa.

Modern adalah bukan gengsi. Digital adalah bukan gengsi. Semampang menjadi memudahkan hidup dan kehidupan, ya... itu baik - baik saja. Kalau semakin sulit buat apa. Gengsi tiada guna.

Dulu. Mendapat KTP (kartu tanda penduduk). Rakyat diberi pengumuman oleh Bayan (sekarang namanya perangkat desa), untuk foto buat KTP. Bahkan sekali jepret bisa tiga orang di foto.

Kemudian, sekitar sebulan, KTP jadi. Oleh pak Bayan diantar ke rumah. Jadi, rakyat memang diladeni perangkat.

Saat ini. KTP elektronik. Bagus. Data lengkap diberi barkot di KTP. Bisa dibuka di seluruh negeri ini. Asalkan ada alat dan petugas yang bisa alat itu.

Memang ada kelemahan. Ada yang sampai KTP-nya tidak jadi - jadi, sampai tahunan. Sabar. Maunya cepat, malah lambat mendapat KTP.

Bagi yang sudah mendapat KTP elektronik, fotonya tetap. Maksud tetap muda, walau sudah tua, sebab KTP berlaku seumur hidup.

Begitu pula. Bagi yang ingin mendapat KTP. Entah karena alatnya, atau petugasnya. Sampai tahunan belum mendapat KTP elektronik. Padahal kalau KTP manual, paling sebulan sudah jadi, diantar lagi oleh pak Bayan.

KTP elektronik semacam model digital.

Begitu pula. Saat ikut suntik vaksinasi covid, sudah yang kedua. Saya diberi tahu anak saya, usia seumuran baru lulus S1. Katanya: hasil berupa sertifikat vaksin bisa dilihat di aplikasi "PeduliLindungi". Download dulu di play store.

Saya sukses melakukan download. Saya dan ibuknya (istri saya) dibonceng anak saya. Disetir dari rumah Bohar sampai Pukesmas Trosobo. Saya sambil daftar di aplikasi "PeduliLindungi". Tidak juga selesai. Walau saya mengerti maksudnya.

Saya lanjutkan lagi daftar di aplikasi. Setelah suntik vaksin, duduk di kursi antrian. Menunggu data KTP  dan data saya dimasukan ke komputer online oleh petugas.

Anak saya tahu. Terus hp (handphone) saya dibawanya. Sekitar satu menit selesai. Bahkan hp milik ibuknya anak saya, juga di download-kan dan didaftarkan diaplikasi "PeduliLindungi", sekitar dua menit, selesai.

Itupun, sekaligus di download-kan sertifikat telah disuntik covid ke satu dan ke dua. Pakai digital hp android berpulsa.

Eee kok cepat, kata saya. Tampak digital memang dipahami dan mampu pada anak milenial, muda.

Memang mengerti belum tentu bisa melakukan. Umur sudah tua. Belum lagi digital lainnya.

Semoga semua sehat....aamiin yra.

(GeSa)




Posting Komentar

0 Komentar