APENSO INDONESIA

header ads

PROFESIONALISME


PROFESIONALISME

Oleh: Gempur Santoso

(Guru Besar Umaha Sidoarjo)


Ada kata: profesi, profesional, profesionalisme. Tiga kata itu memiliki arti yang berbeda tetapi sangat terkait.

Profesi cenderung pada kemampuan pekerjaannya. Misal: profesi dokter, jelas mampu dalam pekerjaan kedokteran dengan ilmu kedokteran mengobati orang sakit. Profesi guru, mampu mendidik anak didik dengan ilmu keguruannya. Prosesi tukang becak, mampu mengantarkan penumpang memakai kendaraan becak termasuk menyelesaikan permasalahannya. Dan, lain - lain.

Tampak bahwa bekerja sebagai profesi, lebih mampu (dikuasai) orang tersebut. Belum tentu bisa dikuasai orang lain karena bukan profesinya. 

Yang bukan profesinya hanya sekadar bisa, tetapi tidak memiliki kemampuan (ilmu) dalam pekerjaannya.

Orang bisa menjadi profesi tertentu, asalkan mau belajar. Tentu belajar sesuai talenta (talent) alias minat bakatnya.

Lain hal dengan profesional. Itu cenderung pada pengelolaan. Ada yang menyebut "pengelolaan secara profesional".

Dalam profesional. Setidaknya tiga hal yang ada, yakni: pertama, tanggungjawab kerja atas kemampuan profesinya. Kedua, memiliki etik atau kode etik atau peraturan atau hukum yang berlaku. Ketiga adalah memiliki budget atau penganggaran yang jelas.

Tanggungjawab profesi. Misal: profesi wartawan, tentu mampu jurnalistik. Menggali, analisis berita - otentik, mampu menulis. 

Semua orang bisa menulis, tetapi tidak semua orang mampu jurnalistik.

Atau tanggungjawab lainnya sesuai bidang pekerjaannya. Tanggungjawab ini, tidak sekadar mau berkerja atas perintah. Tetapi dilakukan atas profesi pekerjaan tanggungjawabnya. Optimal, kreatif, sungguh - sungguh. Tak terikat, tetapi dikerjakan sampai selesai tanggungjawabnya.

Profesional: menaati aturan, memiliki etik atau hukum, dan pendanaan. Harus jelas. 

Jelas, walau mampu dalam profesi belum tentu pada wadah pengelolaan yang profesional.

Barangkali semua orang berharap mampu dalam profesinya dan dalam wadah pengelolaan profesional.

Kemudian, profesionalisme. Biasa "isme" bisa diartikan faham. Jadi, keadaan yang percaya pada pengelolaan profesional adalah profesionalisme.

Mengapa percaya pada pengelolaan profesinal. Sangat mungkin: merasa aman terlindungi (pimpinan dan aturan/hukum), masa depan jelas, tahapan jelas, termasuk pendapatan jelas, tanggungjawab pun jelas. Singkat kata kewajiban dan haknya jelas.

Apa kebalikan dari pengelolaan profesional. Sangat mungkin, kebalikannya adalah pengelolaan srabutan (grudukan). Dulu ada istilah "pengelolaan sistem pasukan bodrex".

Kapan profesional? Tergantung mindset yang dibentuk decesition maker.

Semoga kita selalu sehat dan bahagia...aamiin yra.

(GeSa)




Posting Komentar

0 Komentar