BISAKAH MUSIM HUJAN DAN KEMARAU TAK BENCANA
Oleh: Gempur Santoso
(Dosen Umaha Sidoarjo)
Musim hujan. Itu sudah biasa. Di negeri ini ada musim hujan, ada pula musim kemarau. Tidak ada yang aneh.
Tetapi yang aneh. Saat hujan masih ada yang menjadikan kebanjiran.
Sejak dulu. Banjir, belum mampu diselesaikan. Begitu pula saat musim kemarau masih ada yang kekurangan air.
Bahkan, pada daerah yang tidak banjir. Saat musim hujan, malah ada kejadian banjir. Berita yang muncul: kota Batu banjir, kota Malang banjir. Kedua kota itu di dataran tinggi (Gunung).
Hukum air adalah mengalir dari tempat lebih tinggi ke tempat lebih rendah.
Secara logika, Malang dan Batu di dataran tinggi. Pasti air akan mengalir ke bawah. Tidak banjir. Faktanya, banjir di kedua kota itu yang berada di tempat/dataran tinggi.
Terus, apa yang salah? Kurang tahu persis. Tampaknya air tidak lancar mengalir ke bawah. Apa karena sumbatan aliran air. Atau, selokan air kurang lebar. Atau memang tidak ada selokan yang memadahi untuk jalannya air.
Tentu itu, perlu tenaga ahli, memiliki ilmu tentang aliran air hujan. Sehingga mampu mendesain wilayah menjadi tidak banjir. Itu penting. Bukan sekadar mampu membangun (proyek) tanpa memiliki ilmu tentang aliran air hujan.
Air hujan pasti mengalir. Jika air hujan tak terkanalisasi, air akan lewat kemana mana. Menggenangi lokosi kehidupan manusia, tentu akan menjadi bencana banjir.
Dikatakan "bencana" karena merusak kehidupan manusia. Jika tidak, bukan disebut "bencana". Bencana bagi manuaia.
Bencana alam bukan bencana bagi alam. Memang alam hanyalah menyesuikan alam atas sifat dan hukum alamnya.
Air akan menjadi sangat berguna, bila ditata sifat sesuai hukumnya. Air, juga akan menjadi malapetakan/bencana bagi manusia jika tidak tidak ditata sesuai hukum/sifat air dan alam.
Semoga ke depan tidak lagi ada manusia terkena musibah/malapetaka/bencana. Manusia mampu menata alam. Itu terjadi jika manusia menyatu dengan alam beserta ilmu hukum alam. Sesuaikan dengan alam.
Salam sehat selalu...aamiin yra.
(GeSa)
0 Komentar