APENSO INDONESIA

header ads

Jacob Ereste : Kekaguman Penulis Palagan Cirebon Pada Eko Sriyanto Galgendu Seperti Maha Patih Gajah Mada

Jacob Ereste :
Kekaguman Penulis Palagan Cirebon Pada Eko Sriyanto Galgendu Seperti Maha Patih Gajah Mada





apensoindonesia.com - Acara makan siang dan Silaturrachmi GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) dengan Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi Majalah Asrinesia, Sri Murdiningsih Sunardi dan Sri Pasifik di kantor majalah seni arsitektur, dekorasi dan pariwisata yang sudah terbit dan berkibar-kibar sejak tahun 1983 itu sampai sekarang, pada hari Selasa, 16 November 2021 di Kantor Majalah Asrinesia Jl. Raya Cipinang Besar Selatan, Jatinegara Timur, Jakarta, sungguh mengesankan.

Usai acara makan siang bersama, Eko Sriyanto Galgendu berkenan membacakan sikap dan sifat serta latar kehidupan sekilas Bunda Sri Murdiningsih Sunardi yang berhijab sebagai ekspresi dari hidup dan kehidupannya. Dia pun mengaku adanya "malaikat cinta" yang bersemayam dalam jiwanya, sehingga selalu merasa segar dan bugar terus aktif dan melakukan kegiatan pada usia senja tanpa mengenal lelah. Sehingga, seperti memiliki kekuatan ekstra untuk terus mengelola majalah yang mulai dicetak hingga berusia hampir 40 tahun sebagai media pada umumnya di Indonesia yang telah banyak keok menghadapi media media online.

Dengan menggunakan bahasa bumi, Eko Sriyanto Galgendu mengungkap sikap dan sifat serta sekilas perjalanan hidup Bunda Sri Pasifik yang juga sedang mempersiapkan penerbitan buku Tentang Palagan Cirebon yang dominan dilakoni oleh para Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon. Buku sejarah yang memberi kesaksian pergerakan bangsa Indonesia itu katanya menjadi bukti bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia diraih bukan atas hadiah, tetapi sungguh ditebus oleh cucuran keringat dan air mata serta perjuangan yang gigih oleh anak bangsa pejuang kemerdekaan. Bahkan jiwa dan raga mereka laranya mencuplik kisah dari buku itu yang menjadi korban, tak cuma harta dan benda saja, tapi juga nyawa dan anggota keluarga.

Membaca sikap dan sifat serta kesaksian dari apa yang dimiliki atau telah dikakukan seseorang melalui bahasa bumi itu, Eko Sriyanto Galgendu diyakini oleh Bunda Sri Pasifik memiliki kemampuan linuih hingga terkesan seperti reinkarnasi dari Sang Maha Patih Gajah Mada lantaran frekwensi spiritual yang bergetar dari Eko Sriyanto Galgendu dapat dia rasakan otentisitas serta kemampuannya yang juga telah terbebas dari hal-hal duniawi.

Getaran vibrasi spiritual Eko Sriyanto Galgendu diakui Bunda Sri Pasifik, sungguh sangat luar biasa mengagumkan, seperti wujud dari sosok perkasanya Maha Patih Gajah Mada yang bercita-cita mempersatukan nusantara seperti yang juga diyakini Eko Sriyanto Galgendu.

Keyakinan Eko Sriyanto Galgendu pun diiringi oleh gerakan nyata GMRI bersama Forum Lintas Agama yang juga diusung sejak masih bermukim di Kora Solo dua puluh tahunan silam hingga kini menetap di Jakarta. Dan, Forum Lintas Agama yang terus dia bina cukup efektif memberi dukungan pada gerakan kebangkitan kesadaran spiritual yang tengah disiapkan untuk merambah ke berbagai negara tetangga. 

Kekaguman Bunda Pasifik pada kemampuan Eko Sriyanto Galgendu tidak cuma kemampuan berbahasa bumi yang acap disebut sebagian orang adalah bahasa purba yang mampu mengungkap kedalaman jawa seseorang dalam interaksi dialog spiritual. Karena itu, kedua tokoh penting tersebut menginginkan keterlibatan Ketua Umum GMRI ini berkolaborasi dengan yayasan yang bergiat untuk melestarikan peninggalan Majapahit. Sebab, dengan begitu situs dan diorama dari masa berjaya bangsa nusantara bisa abadi sebagai literatur sandingan bagi generasi penerus para leluhur.


Jatinegara Timur,
16 November 2021


***(Imam Mu'iz)***


Posting Komentar

0 Komentar