APENSO INDONESIA

header ads

PENYALURAN BEA SISWA PENA BANGSA 2021 DARI YDSF SURABAYA

“PENYALURAN BEA SISWA PENA BANGSA 2021 DARI YDSF SURABAYA“



Oleh : Banu Atmoko
apensoindonesia.com


Berawal dari keresahan melihat banyak anak putus sekolah, akhirnya YDSF menggalakkan program Pena Bangsa di tahun 2021. Mengingat biaya pendidikan yang semakin mahal dari hari ke hari pada saat itu. 

Program Pena Bangsa ini dikemas dalam bentuk beasiswa pendidikan. Dengan target para anak-anak berlatarbelakang ekonomi yang kurang mampu, dalam konsep ini adalah dhuafa. 

Bukan sekedar beasiswa, program Pena Bangsa ini juga dikemas dalam konsep orang tua asuh. Setiap donasi per donatur yang masuk pada program Pena Bangsa akan dipasangkan dan disalurkan tepat kepada satu anak. 

Beasiswa Pena Bangsa ini sebenarnya juga menunjang program Wajib Belajar (WAJAR) 12 tahun, karena beasiswa ini diperuntukkan bagi jenjang pendidikan SD, SMP, hingga SMA. 

Data siswa usia SMA hingga 2019 menyebutkan bahwa masih terdapat 14 ribu anak di Jawa Timur yang masih putus sekolah (Data Kepada Dinas Pendidikan Jatim). 

Masih dalam lingkup Jawa Timur, bagaimana kalau data ini menjadi kolektif satu Indonesia? Pasti jumlah siswa yang putus sekolah masih cukup banyak. Ayo, melalui program Pena Bangsa, Sobat ikut andil menjadi orang tua asuh dan berperan dalam pemerataan pendidikan di Indonesia. 

Pembangunan menuntut pertumbuhan 'economic growth' yang cukup cepat telah menyebabkan dampak baik positif ataupun negatif sehingga tidak aneh negeri ini pernah mendapat julukan sebagai 'Macan Asia' pada tahun 1997 karena keajaiban ekonomi luar biasa pada waktu itu. 

Tujuan utama dari pembangunan masyarakat diantaranya untuk peningkatan taraf hidup, yang dimaksud taraf hidup rendah sebagai usaha utama perbaikan di masyarakat. 

Dengan demikian, hasil-hasil seharusnya diperuntukkan bagi semua pihak dan lapisan masyarakat, sehingga paling tidak mengandung tujuan seperti yang telah dikemukakan oleh Goulet (1973:94) bahwa : 
1. Memperbaiki hal-hal yang berkaitan dengan penopang hidup warga masyarakat.
2. Memperbaiki kondisi kehidupan yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan harga diri.
3. Adanya kebebasan termasuk di dalamnya kebebasan dan penindasan, kesengsaraan dan kemelaratan.

Selain kesenjangan fakta kemiskinan pun justru bisa terjadi karenanya. Sebagai suatu keadaan sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan bahan pokok di berbagai keadaan hidup. 

Ia merupakan masalah yang mendasar yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Sebagai fenomena universal artinya bisa mengenai siapa saja, waktu dan tempat mulai dari skala global sampai pada tingkat rumah tangga.

Sebelum terjadi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pertengahan tahun 1997 lalu sebetulnya waktu itu telah diproyeksikan sekitar 35 juta anak usia sekolah (7-15 tahun) sudah bisa sekolah di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) tetapi akibat inflasi gelombang pemutusan hubungan kerja, kenaikan harga kebutuhan pokok dan tekanan kemiskinan yang makin parah acap terjadi keluarga - keluarga miskin yang ada terpaksa mengorbankan kelangsungan pendidikan anak - anaknya baik untuk sementara waktu maupun seterusnya. 

Jika pada tahun 1996/1997 angka partisipasi kasar anak usia sekolah sudah mencapai 77, 26% maka setelah kondisi ini telah melanda masyarakat angka partisipasi kasar itu menurun menjadi hanya sekitar 54% (Kompas, 2 Maret 1999). 

Akibatnya keinginan membebaskan anak usia sekolah dari ancaman buta huruf dan kemungkinan putus sekolah tampaknya makin jauh dari harapan yang telah diinginkan bersama.

Pada hari Rabu, 24/11/2021 penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya dan Sekretaris Yayasan Pendidikan AL-IKHLAS Semampir yang merupakan Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7-9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir membagikan beasiswa Pena Bangsa kepada 5 siswa yaitu Rafie Ubadilah, Vicky Ramadani Putra, Moch. Samir Hamzah, Hikmatul Ainiyah, Haidar Mustofa.  



Dimana masing - masing mendapatkan beasiswa sebesar Rp210.000 dari Pena Bangsa Yayasan Dana Sosial Al-Falah Surabaya.

Dalam kesempatan tersebut, Penulis mengajak Kepada Wali Murid untuk menjaga kesehatannya Dan menjaga Prestasi Putra / Putrinya Dalam Belajar dan Untuk Selalu mengawasi Putra / Putrinya Beribadah Ngaji dan lain sebagainya , Karena Dari mereka yang akan mendoakan kita kelak sebagai orang tua saat kita meninggal nanti. 
#TantanganGuruSiana
#dispendikSurabaya
#Guruhebat



Posting Komentar

0 Komentar