APENSO INDONESIA

header ads

RAKER DEWAN KESENIAN SIDOARJO BERTEMA : MEMACU SENI BUDAYA SIDOARJO UNTUK MEWUJUDKAN SIDOARJO SEBAGAI KOTA BUDAYA

RAKER DEWAN KESENIAN SIDOARJO BERTEMA : MEMACU SENI BUDAYA SIDOARJO UNTUK MEWUJUDKAN SIDOARJO SEBAGAI KOTA BUDAYA





Sidoarjo, apensoindonesia.com - "Jika di awal-awal kerja kepengurusan Dewan Kesenian Sidoarjo (periode 2017-2022) masih fokus pada konsolidasi dan memperbanyak ragam event untuk menarik perhatian publik. Setelah masa kerja Dewan Kesenian Sidoarjo melewati tahun ketiga, kami merasa sudah saatnya harus melakukan langkah yang lebih strategis lagi membuat konsep pemajuan seni budaya berkelanjutan dan berdampak terhadap pembangunan Sidoarjo ke depan," ungkap Ketua Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda)
Ali Aspandi seiring pelaksanaan Raker Dekesda 2021 di Fave Hotel Sidoarjo(17-18 November 2021).

(Dewan Kesenian Sidoarjo - Ali Aspandi)

Guna mewujudkan pemajuan seni budaya masa depan, pihaknya perlu mencari jejak-jejak peristiwa seni budaya Sidoarjo di masa lalu dan masa kini.

"Kita harus menggali fakta-fakta historis yang pernah ada di kabupaten Sidoarjo. Di antaranya, di wilayah Sidoarjo dulu pernah berdiri dua kerajaan besar, Jenggolo dan Kahuripan, warisan budaya sepuluh candi, artefak yang tak terhitung jumlahnya, prasasti dan situs lainnya," jelas Ali Aspandi yang menambahkan adanya warisan budaya Sidoarjo sebagai kota urban.

Banyak para pendatang di kota ini yang membawa seni budayanya dari daerah asal masing-masing, kemudian terakulturasi menjadi budaya baru yang dikenal sebagai budaya arek.

"Ada Wayang Gagrak Porongan, Reog Cemandi, Hadrah, Remo Munali Patah, Jaranan, Patrol, Kentrung, Terbang Jidor, Bantengan," beber Ali Aspandi. 

Semua itu merupakan aset budaya di masa lalu dan masa kini yang sangat berharga bagi Sidoarjo, kata Ali Aspandi. Artinya Sidoarjo bukan wilayah kabupaten biasa, tetapi luar biasa. 

Melalui Rapat Kerja Dewan Kesenian Sidoarjo tahun 2021, memilih tema yaitu “Memacu Pemajuan Seni Budaya Sidoarjo untuk Mewujudkan Sidoarjo sebagai Kota Budaya”.

"Keinginan kami, Sidoarjo menjadi Kota Budaya sebagai langkah awal penentuan strategi menuju pemajuan seni budaya untuk masa depan," tandasnya penuh semangat.

Diharapkan, agar semua pemangku kepentingan maupun stakeholder seni budaya di kota ini bersama-sama terpacu untuk mengisi Sidoarjo sebagai kota budaya dengan sistem tata kelola lebih baik lagi.

"Dengan cara ini, prospeknya ada pemajuan seni budaya di Sidoarjo tidak saja berdampak terhadap branding kabupaten Sidoarjo, tetapi sektor pariwisata, bahkan untuk mengangkat Indeks Pembangunan Manusia bagi warga Sidoarjo," pungkas Ali Aspandi. (KrisM)


***



Posting Komentar

0 Komentar