APENSO INDONESIA

header ads

HALAL SEGALANYA

HALAL SEGALANYA

Oleh: Gempur Santoso

(Gubes Umaha, juga Penasehat Ikatan Cedekiawan Muslim Indonesia/ICMI Muda Jatim)


Dulu. Lama banget. Sebelum ada android online. Saya suka mendengarkan ceramah dari seorang Kyai yakni: KH. Mudzakir, Mojokerto. Kini telah almarhum. Saat itu saya mendengarkan melalui radio.

Kitab yang dibahas adalah "Nasehat Penghuni Dunia" (nashaihul ibat). Salah satu nasehat, cuplikan penerapan nasehat, utamanya sebagai berikut "...kalau menjadi tukang rombeng (pembeli barang bekas) jangan membeli baja rel sepur".

Lho kok begitu. Sebab baja rel itu yang memiliki PJKA (perusahaan jawatan kereta api) atau sekarang namanya KAI (kereta api Indonesia). Dan, tak dijual bebas. Kalau ada yang ngrombengkan (menjual barang bekas), berupa potongan rel. Sangat mungkin, ambil rel milik KAI. Garis besar kata sang Kyai begitu.

Ambil hikmahnya bahwa membeli pun harus dari asal-usul yang "halal". Bukan "subhat" artinya: halalnya tak jelas, haramnya pun tak jelas". Ataupun bukan barang "haram".

Bisa jadi yang membeli barang "haram" seperti "penadah". Dalam hukum positif. Penadah bisa dijerat hukum.

Dalam kaitan itu. Tentu barang curian jangan dibeli. Walau ada yang jual potongan rel. Jelas bukan miliknya. Dirunut pun pemilik rel adalah KAI.

Membeli, memiliki, memakan yang "halal" itu penting. Semua "halal" tidak akan ada risiko apapun  termasuk dengan sesama.

Barang haram atau perbuatan haram memang merepotkan. Misal, sering kita mendengar sibuknya orang melakukan proses "money loundray" (pencucian uang). Sibuknya menyimpan pembelian dari black market. Dan, membeli barang bajakan memiliki risiko, sewaktu waktu bisa berhadapan dengan penegak hukum.

Sebaiknya agar tak repot. Tetap tenang. Bersyukur. Yaaa...nikmati yang ada. 

Kalau menyakini keyakinannya - taat (misal: agamanya). Tentu memakai, membeli, memakan yang "halal" adalah perintah Yang Maha Kuasa.

Ada pula yang berkata "jangankan halal, cari yang haram saja sulit". Tentu itu adalah kata-kata atas kesulitan berfikir mendapatkan yang halal. Mentok (pol) atas pikirannya.

Padahal kalau mau sabar. Secara landai berfikir. Tidak "ongso - ongso" (ingin cepat memperoleh sesuatu). Pun akan diberi/mendapatkan yang halal.

Mendapat sesuatu yang halal perlu soft skill berfikir ataupun bertindak dan tak menyimpang. Sederhana saja. Mengikuti hakekat saja. Banyak orang percaya "solusi masalah ada pada masalah itu".

Tetap santai. Ikhtiar. Bersahaja. Dan, semoga kita sehat selalu...aamiin yra.

(GeSa)




Posting Komentar

0 Komentar