APENSO INDONESIA

header ads

MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER KITA JADIKAN PELAJAR SURABAYA UTARA GENERASI EMAS UNGGUL DAN BERKARAKTER

“MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER KITA JADIKAN PELAJAR SURABAYA UTARA GENERASI EMAS UNGGUL DAN BERKARAKTER”


Oleh : Banu Atmoko
apensoindosnesia.com



Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang tak pernah bisa ditinggalkan. Sebagai sebuah proses, ada dua asumsi yang berbeda mengenai pendidikan dalam kehidupan manusia. 

Pertama, ia bisa dianggap sebagai sebuah proses yang terjadi secara tidak sengaja atau berjalan secara alamiah. Dalam hal ini, pendidikan bukanlah proses yang diorganisasi secara teratur, terencana, dan menggunakan metode-metode yang dipelajari serta berdasarkan aturan-aturan yang telah disepakati mekanisme penyelenggaraannya oleh suatu komunitas masyarakat, melainkan lebih merupakan bagian dari kehidupan yang memang telah berjalan sejak manusia itu ada. 

Pengertian ini merujuk pada fakta bahwa pada dasarnya manusia secara alamiah merupakan makhluk yang belajar dari peristiwa alam dan gejala-gejala kehidupan yang ada untuk mengembangkan kehidupannya. 

Kedua, pendidikan bisa dianggap sebagai proses yang terjadi secara sengaja, direncanakan, didesain, dan diorganisasi berdasarkan aturan yang berlaku, terutama perundang-undangan yang dibuat atas dasar kesepakatan masyarakat. 

Misalnya, UU Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itulah, kata pendidikan yang berasal dari bahasa Inggris education, berasal dari bahasa Latin educare atau educere, yang artinya melatih atau menjinakkan; juga berarti menyuburkan.

Dalam dunia pendidikan, ada tiga ranah yang harus dikuasai oleh siswa, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berorientasi pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, ranah afektif berkaitan dengan attitude, moralitas, spirit, dan karakter, sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan yang sifatnya procedural dan cenderung mekanis. 

Dalam realita pembelajaran di sekolah, usaha untuk menyeimbangkan ketiga ranah tersebut memang selalu diupayakan, namun pada kenyataannya yang dominan adalah ranah kognitif kemudian psikomotorik. 

Akibatnya, peserta didik kaya akan kemampuan yang sifatnya hard skill namun miskin soft skill karena ranah afektif yang terabaikan. Gejala ini tampak pada output pendidikan yang memiliki kemampuan intelektual tinggi, pintar, juara kelas, namun miskin kemampuan membangun relasi, bekerja sama dan cenderung egois, bahkan tertutup.

Padahal, pendidikan pada esensinya merupakan sebuah upaya dalam rangka membangun kecerdasan manusia, baik kecerdasan kognitif, afektif maupun psikomotorik. 

Oleh karenanya, pendidikan secara terus-menerus dibangun dan dikembangkan agar menghasilkan generasi yang unggul; unggul dalam ilmu, iman dan amal. 

Suatu bangsa pastinya tidak ingin menjadi bangsa yang tertinggal atau terbelakang. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk kemajuan bangsanya. 

Untuk menghadapi kecanggihan teknologi dan komunikasi yang terus berkembang maka perbaikan sumber daya manusia juga perlu terus diupayakan untuk membentuk manusia yang cerdas, terampil, mandiri dan berakhlak mulia.

Salah satu upaya untuk perbaikan kualitas sumber daya manusia adalah munculnya gagasan pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia. Gagasan ini muncul karena proses pendidikan yang selama ini dilakukan dinilai belum sepenuhnya berhasil dalam membangun manusia Indonesia yang berkarakter atau bahkan bisa dikatakan pendidikan telah gagal dalam membangun karakter bangsa.

Pendidikan Karakter sangat diperlukan, apalagi sudah hampir 3 tahun kita semua disibukkan dengan adanya pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini. Makanya, pada hari Rabu, 9/2/2022 bertempat di Aula SMP YP 17 Surabaya Kepala SMP Swasta Surabaya Utara dan WaKa Kurikulum mendapatkan ilmu dari ibu Istuningsih, S.Pd., M.Pd selaku Pengawas Pembina wilayah Surabaya Timur dan bapak Drs. Adji Suhark , M.Si selaku Pengawas Pembina wilayah Surabaya Utara.



Dalam kesempatan tersebut, penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya yang merupakan Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir mengajak kepada bapak/ibu Kepala Sekolah dan WaKa Kurikulum SMP Swasta Surabaya Utara untuk lebih intens dalam Pendidikan Karakter/Profil Pelajar Pancasila agar digiatkan atau digencarkan apalagi di masa Pandemi Covid-19 seperti saat ini sudah mulai luntur, sehingga penulis berharap dengan hal tersebut pelajar Surabaya Utara bisa menjadi Generasi Emas Unggul dan Berkarakter.
#TantanganGuruSiana
#Guruhebat
#DinaspendidikanSurabaya






Posting Komentar

0 Komentar