APENSO INDONESIA

header ads

MENUNTUT ILMU TAK KENAL BATAS USIA DALAM MENCERDASKAN GENERASI EMAS UNGGUL DAN BERKARAKTER

“MENUNTUT ILMU TAK KENAL BATAS USIA DALAM MENCERDASKAN GENERASI EMAS UNGGUL DAN BERKARAKTER“


Oleh : Banu Atmoko
apensoindonesia.com


Ada ungkapan yang mengatakan, “Belajar di waktu muda bagai mengukir di atas batu. Belajar di waktu tua bagai melukis di atas air”. Itulah petikan lagu yang tren pada tahun 80-an yang dipopulerkan salah satu orkes Melayu, El Suraya, pimpinan Ahmad Baki. 

Sebenarnya, ungkapan ini untuk memotivasi anak muda agar giat belajar dan menuntut ilmu. Masa muda hendaklah dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan. 

Namun, bukan berarti orang yang sudah memasuki usia senja sudah terlepas tanggung jawabnya untuk menuntut ilmu. Banyak orang yang sudah berusia, berlindung dari kewajiban belajar dengan ungkapan ini. 

Menurut mereka, masa tua sudah dibebaskan dari kewajiban menuntut ilmu. Karena daya ingatnya sudah tak mampu lagi merekam pelajaran. 

Imam Hasan al-Bashri pernah ditanya seseorang yang usianya sudah 80 tahun. Apakah orang tua itu masih pantas untuk menuntut ilmu? Imam Hasan menjawab, “Jika ia masih pantas hidup.” Demikianlah hakikat dari menuntut ilmu, ia menjadi ruh bagi kehidupan. Siapa yang menganggap dirinya masih pantas untuk hidup, maka dia mesti belajar dan menambah pengetahuannya. Imam al-Hasan menegaskan, tak ada batasan usia bagi orang yang mau menuntut ilmu. 

Dalam rangka mengatasi permasalahan peserta didik selama Pembelajaran Jarak Jauh, maka Dinas Pendidikan kota Surabaya akan menyelenggarakan penguatan kompetensi Guru BK melalui Gerakan Menyambut Siswa Belajar dengan Ikatan Rasa (GEMBIRA).

Pada hari Selasa, 8/2/2022 Guru BK SMP PGRI 6 Surabaya yang merupakan Sekolah Peduli Berbudaya Lingkungan yang terletak di Jalan Bulak Rukem III No 7 – 9 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir yaitu ibu Yuni Ismaryati, S.Pd. mendatangi SMP Negeri 26 Surabaya untuk menghadiri Penguatan Guru BK melalui Gerakan Menyambut Siswa Belajar dengan Ikatan Rasa (GEMBIRA).



Dalam kesempatan tersebut, ibu Yuni Ismaryati, S.Pd. belajar bersama Mas Munir. Alhamdulilah, ibu Yuni Ismariyati, S.Pd menyampaikan bahwa di SMP PGRI 6 Surabaya Gerakan Menyambut Siswa Belajar dengan Ikatan Rasa (GEMBIRA) semoga ke depan siswa/siswi SMP PGRI 6 Surabaya menjadi Generasi Emas Unggul dan  Berkarakter.

Menurut penulis yang juga Kepala SMP PGRI 6 Surabaya merasa bangga dengan Ibu Yuni Ismaryati, S.Pd bahwasannya qalaupun usia tidak muda, tetapi semangat untuk belajar sangat tinggi dalam mencerdaskan Generasi Emas Unggul dan Berkarakter. 
#TantanganGuruSiana
#Guruhebat
#DinaspendidikanSurabaya



Posting Komentar

0 Komentar