APENSO INDONESIA

header ads

ILMU DAN VOKASI

ILMU DAN VOKASI 


Oleh: Gempur Santoso 

(Gubes Ergonomi & K-3 Teknik Industri Umaha. Juga, Penasehat Ikatan Cedekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Muda - Jawa Timur)


Pemuda sebelah saya ini tergolong cerdas. Saya lebih tua. Selisih umur dengan saya sekitar tigapulahan tahun - lebih. Dia seusia anak saya.

Ciri cerdasnya. Menggiring pertanyaan. Tak terasa. Saya pun harus menjawabnya.

Ada istilah. Pertanyaan bagaikan "kunci". Siapa saja yang bisa membuka gudang dengan kunci. Maka, akan tahu isi gudang itu.

Tentu, yang lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak. Sebab lahir lebih dulu. Dan, ada pepatah "pengalaman adalah guru yang terbaik".

Pertanyaan dari pemuda itu. Apa beda ilmu dan vokasi?.

Ilmu itu memiliki filsafat keilmuan. Filsafat itu ada kerterkaitan (ada "benang merah") antara ontologi, epistemologi dan aksiologi. Atau, biar tak sulit, filsafat ilmu itu memiliki jawaban: apa, bagaimana, untuk aplikasi apa.

Jelas bahwa ilmu harus memiliki filsafat ilmu. Kalau bukan ilmu tidak harus sebagai pelajaran/matakuliah pada pendidikan akademis.

Jadi matakuliah haruslah ilmu. Sebagaimana orang sekolah/kuliah adalah untuk belajar "mencari ilmu".

Mata pelajaran/matakuliah bukan mata pelajaran "titipan". Titipan dari siapa saja. Kalau semua mata kuliah sekadar titipan bukan ilmu. Akan menyimpang makna belajar untuk "mencari ilmu" atau "mendapatkan ilmu" atau "menuntut ilmu".

Misal: ilmu ergonomi. Apa itu ergonomi. Bagamana metode agar mampu mendapatkan alat, lingkungan, dan manusia dalam bekerja atau hidup yang ergonomi. Juga, tahu ergonomi dapat diterapkan (aplication) dimana dan untuk apa saja.

Juga misal ilmu las. Apa itu las sampai bisa digunakan pakai apa. Metode las yang benar yang bagaimana. Dan, apalikasi las untuk apa.

Dalam kehidupan dan hidup pun seharusnya begitu, menggunakan ilmu. Sebagaimana firman yang artinya "Allah SWT akan meningkatkan derajat manusia karena ilmunya".

Ber-agama pun harus memiliki ilmu agama. Ada pepatah "agama dan ilmu agama bagaikan sekeping uang yang memiliki dua sisi". Artinya agama dan ilmu agama tidak bisa dipisahkan. Alias menyatu (menjadi satu).

Tentu orang beragama tanpa belajar "ilmu agama". Hanya akan "rubuh gedang" (hanya ikut-ikutan) saja. Tanpa ilmu agama.

Kemudian. Vokasi atau pendidikan vokasi. Merupakan penunjang penguasaan keahlian terapan tertentu.

Jadi vokasi merupakan ahli menerapan (aplikasi). Bidang tertentu.

Dalam filsafat ilmu, yang ada benang merah ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Pada vokasi bisa dikatakan hanya "aksiologi" (menerapkan) keahlian tertentu.

Bisa dikata. Ahli membikin kursi. Ya...bisanya membuat kursi saja. Tentu yang lain kurang/tidak bisa.

Tetapi menguasai ilmu las. Selain bisa membuat kursi dengan kemampuan ilmu lasnya. Juga bisa membuat apa saja (yang lain)  terkait menggunakan ilmu las. 

Jadi berilmu bisa diterapkan pada berbagai keahlian sesuai ilmu yang dikuasai.

Tetapi vokasi hanyalah ahli pada bidang tertentu untuk diterapkan.

Hidup itu pilihan. Meguasai ilmu. Atau menguasai vokasi. Atau menguasai vokasi terus menekuni ilmu. Atau, menguasai ilmu terus menerapkan pada bidang tertentu. 

Sebaiknya semua manusia harus berilmu. Berilmu apa saja, kebenaran empiris di planet dunia ini. 

Kebenaran mutlak hanya ada dan milik Allah SWT. 

Selamat belajar sampai mendapatkan ilmu. Semoga kita berilmu dan sehat selalu...aamiin yra.

(GeSa)





Posting Komentar

0 Komentar