BERPUASA LAHIR BATIN
(Dosen Umaha, juga Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia - ICMI Muda Jawa Timur)
Rukun Islam ada 5, yakni: melafatkan kalimat syahadat, shalat, berpuasa, zakat, dan berhaji bagi yang mampu.
Semua rukun itu. Harus diucapkan/dilafatkan penuh niat walau bersuara tak terdengar (kadang tampak bibirnya komat-kamit), dikerjakan secara fisik, dan diyakini secara batin (rohani).
Dalam menjalani lima rukun Islam. Sebagian besar tampak. Dapat dilihat oleh orang lain. Walau tak diperlihatkan. Orang lain otomatis akan tahu.
Bersyahadat, orang lain akan tahu atau mendengar. Melakukan shalat, jelas orang lain akan tahu, melihatnya. Berzakat, jelas tampak, ada orang lain akan tahu. Apalagi menunaikan ibadah haji, pasti orang lain ada yang tahu.
Hanya menjalankan ibadah puasa, sulit diterka. Apakah sungguh berpuasa atau tidak. Yang tahu diri sendiri dan Allah SWT Yang Maha Mengetahui. Disitulah diuji ketakwaan.
Menjalankan ibadah puasa. Jelas orang lain tidak tahu. Kalau tak diberi tahu. Minta tahu. Dengan jujur (sesungguhnya).
Orang muslim tidak berpuasa, akan mengklamufase perilakunya, seolah berpuasa.
Seolah berpuasa. Mungkin, merasa menjaga harga diri. Atau malu ("tidak enak") dengan muslim yang lain. Bahkan mengganggap berpuasa ada yang merasa dirinya bernilai.
Padahal sudah jelas. Bahwa manusia itu sama dihadapan Allah SWT, kecuali ketakwaannya yang membedakan.
Memang ada halangan alamiah. Berhalangan secara alamiah. Misal: menyusui, sakit keras, penuaan. Itupun harus membayar "dam" (denda).
Tetapi, jika berhalangan/aral karena aktivitas. Setelah ramadhan dan tak berhalangan lagi, haruslah mengganti berpuasa.
Memang unik. Tetap terdapat sistem terbuka dalam menjalankan ibadah puasa. Tidak saklek (tertutup). Terdapat jalan (syariah) yang harus dilalui untuk berpuasa, saat mendapatkan darurat (berhalangan).
Semua halangan alamiah dan halangan darurat itu tidak dibuat-buat. Adanya memang begitu. Tetapi, tetap Allah SWT yang Maha Tahu segala yang diperbuat manusia, termasuk isi hati manusia.
Berpuasa memang yang tahu adalah Yang Maha Esa. Saat ini, kita terus berlajar untuk berkomunikasi dengan Allah SWT yang menciptakan kita. Dengan sungguh berpuasa lahir kita dan batin kita.
Dekatlah dengan Allah SWT. Berpuasalah. Dan, jangan "merasa" dekat, agar tidak sembrono. Itu membuat merugi pada diri sendiri.
Semoga kita sehat selalu....aamiin yra.
(GeSa)
0 Komentar