GMNI MEMBAHAS KELANGKAAN BBM SOLAR DI PESISIR UTARA
Oleh : Rizki Kurniawan
Surabaya, apensoindonesia.com - Dewan Pengurus Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPD GMNI) Jawa Timur bersama DPD Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jawa Timur mengadakan diskusi yang mengangkat tema “BBM Bersubsidi untuk Nelayan Tradisional dan Kecil Menuju Poros Maritim Dunia” di Sekretariat DPD KNTI yang berlokasi di Jalan Nambangan Perak 51-A, Surabaya, Kamis (28/4/2022).
Menurut Wakil Ketua Bidang Politik DPD GMNI Jawa Timur, Rizky Kurniawan, latar belakang digelarnya kegiatan diskusi ini adalah fenomena kelangkan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsi jenis solar yang terjadi di sepanjang daerah pesisir utara Jawa Timur selama 2 bulan terakhir ini.
“Apalagi BBM bersubsi jenis solar ini merupakan sesuatu yang penting bagi nelayan tradisional wilayah pantai utara Jawa Timur, karena para nelayan bergantung kepada BBM bersubsidi jenis solar untuk mencari ikan dilautan lepas,” jelas Rizky.
Rizky menambah dari data yang disampaikan oleh para nelayan, bahwa kenaikan BBM nonsubsidi memberikan efek domino kepada kelangkaan pasokan BBM subsidi ini. Belum lagi akses memperoleh bahan bakar untuk operasional para nelayan tradisional di surabaya ini sangat sulit untuk dijangkau oleh para nelayan.
Merujuk Peraturan Gubernur Jawa Timur no.36 tahun 2017 tentang Pelindungan dan Pemberdayaan Nelayan terkait pemberian subsidi untuk nelayan harus kita kawal sampai hilir agar nelayan tradisional dan skala kecil tidak dipandang sebelah mata oleh pemerintah daerah, tegas Rizky.
Akses nelayan mendapatkan BBM subsidi kini juga terbentur dengan pembatasan pembelian BBM subsidi oleh Pertamina yang mengacu kepada Kepmen ESDM No. 37/2022 tentang Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan. Keputusan Pertamina dengan melakukan pelarangan pembelian BBM bersubsidi menggunakan jeriken semakin mempersulit akses nelayan dikarenakan belum tersedianya SPBU khusus nelayan untuk membeli solar bersubsidi.
“Keputusan Pemerintah untuk mengefisienkan subsidi agar tepat sasaran sangat kami dukung, namun juga harus diiringi dengan jaminan ketersediaan dan kemudahan akses bagi kami juga," ucap Achmad Syukron selaku KNTI dan nelayan muda ini.
Kedepan harapannya sinergitas antara mahasiswa dan nelayan ini terus berlanjut dan mampu menghasilkan rekomendasi solusi untuk disampaikan kepada pemerintah sebagai bahan pertimbangan mengeluarkan kebijakan publik yang berpihak kepada nelayan tradisional.
(Riz)
*****
0 Komentar