GMNI MEMBELA RAKYAT PESISIR OPERASI NELAYAN TAK TERGANGGU
Oleh : Rizki Kurniawan
Jawa Timur, apensoindonesia.com - Setelah 2 bulan yang lalu daerah pesisir utara (PANTURA) Jawa Timur mengalami suatu kelangkaan pasokan BBM bersubsidi jenis solar, kini nelayan sekitar Jawa Timur mengalami keresahan kembali dengan dinaikkannya BBM serta akses yang sulit dijangkau oleh para nelayan.
Kelangkaan BBM ini akan terus berlanjut dikarenakan harga minyak mentah dunia yang naik tajam dari sebelumnya, yang menjadi faktor kenaikan BBM di Indonesia saat ini.
Tak bisa dipungkiri bahwa subsidi BBM merupakan peran sentral dalam meningkatkan kapasitas dan keuntungan bagi nelayan tradisional dan skala kecil dibanyak negara, terlebih di Indonesia.
Hal ini yang melatarbelakangi DPD GMNI Jatim bersama KNTI (Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia) Jatim mengadakan diskusi bertema "BBM bersubsidi untuk Nelayan tradisional dan kecil menuju poros maritim dunia".
Rizky Kurniawan selaku wakabidpol DPD GMNI Jatim menegaskan, "dampak kenaikan BBM bersubsidi sangat mencekik masyarakat. Nelayan merupakan salah satu sektor rentan terdampak kenaikan BBM bersubsidi dikarenakan 70 - 80 persen biaya operasional penangkapan ikan dihabiskan untuk membeli BBM belum lagi pasokan yang belum tepat sasaran," ujarnya.
Sementara itu Achmad Syukron selaku Ketua KNTI Surabaya menjelaskan dalam diskusi, "nelayan saat ini bukan hanya dihadapkan pada harga BBM solar yang naik namun juga kelangkaan dan akses yang dibatasi untuk membeli solar juga di perketat," ujarnya.
Selama ini nelayan terbentur dengan peraturan pembatasan pembelian solar subsidi karena dikhawatirkan terjadi penimbunan, keputusan Pertamina dengan melakukan pelarangan pembelian BBM bersubsidi menggunakan jeriken semakin mempersulit akses nelayan dikarenakan belum ada SPBU khusus nelayan untuk membeli solar bersubsidi.
“Keputusan Pemerintah untuk mengefisienkan subsidi agar tepat sasaran sangat kami dukung, namun juga harus diiringi dengan jaminan ketersediaan dan kemudahan akses bagi kami, kan tidak mungkin kami membawa perahu di SPBU di jalan raya untuk mengisi BBM,” tambah nelayan muda ini.
Ke depan harapannya sinergitas antara mahasiswa dan nelayan ini terus berlanjut dan mampu menghasilkan rekomendasi solusi untuk disampaikan kepada pemerintah sebagai bahan pertimbangan mengeluarkan kebijakan publik yang berpihak kepada nelayan tradisional.
(Riz)
*****
0 Komentar