APENSO INDONESIA

header ads

HAQ DAN BATHIL DI AKHIR RAMADHAN

HAQ DAN BATHIL DI AKHIR RAMADHAN 
 

Oleh: H. Gempur Santoso


Berpuasa di bulan ramadhan merupakan kesempatan bagi umat muslim. Itu sudah kewajiban untuk melaksanakan rukun Islam.

Secara agama Islam, seorang muslim yang memenuhi syarat, secara ikhlas berpuasa, dijalankan saja. Sampai satu bulan ramadhan penuh, bila tak ada "halangan". Pasrah saja pada Yang Maha Pencipta.

Dalam hal itu, terdapat sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Carilah malam lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari).

Atas dasar sabda Rasullulah itu. Bahwa pada 10 hari akhir puasa di bulan ramadhan. Diantaranya hari itu terdapat lailatul qadar (malam yang mulia) yakni diturunkan kitab suci Al-Qur'an untuk umat manusia. 

Kitab suci Al-Qur'an, bagi yang beragama Islam, sebagai pedoman jalan mengarungi kehidupan (way of life).

Firman Allah SWT  menyebut keutamaan lailatul qadar:
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 3-5).

Catatan: Rabb= Roobi= Robbun= Yang Maha Segalanya= Tuhan= Allah SWT.

Semoga di malam kemuliaan (lailatul qadar), kita menemuinya - merasakan. Dan, mendapatkan kesejahteraan. Firman Allah SWT itu pasti. Kita menjadi teratur dan sejahtera hidup...aamiin yra.

Firman Allah SWT pula:
"Bulan Ramadhan, bulan yang diturunkan di dalamnya Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)” (QS. Al Baqarah : 185).

Untuk tahu haq dan bathil tentu harus belajar. Belajar agar tahu. Belajar dengan cobaan. Belajar dengan masalah. 

Tak perlu mencari masalah, tetapi masalah akan datang dengan sendirinya. Masalah adalah kesenjangan haq dan kenyataan. Itu cobaan. Pelajarilah. Belajar dari masalah, sehingga tahu mana yang haq dan bathil.

Bahkan bila menemui sesuatu yang subhat, sebaiknya dihindari saja (tidak usah diteruskan). Subhat adalah halalnya tidak jelas, haramnya pun tidak jelas. (Lihat dalam kitab Buluhul Marom).

Apalagi saat ini. Haq dan bathil sangat tipis perbedaannya. Banyak pula yang menjalankan kebathilan, tetapi ditutupi dengan kebaikan. Seolah-olah baik. Kebathilan seolah-olah hilang, ditelan kebaikan.

Andaikan bathil adalah racum (toksik). Andaikan pula harum minyak wangi adalah kebaikan. 

Misal: bau urine (racun amoniak) disiram dengan minyak wangi berbau harum. Maka, yang muncul harumnya minyak wangi. Tetapi racun amoniak tetap ada. Bau amoniak terkalahkan harumnya minyak wangi.

Sebetulnya untuk membersihkan bau racun amoniak. Tidak bisa dengan minyak wangi. Tetapi racun amoniak itu harus dibersihkan dengan disiram air suci/bersih yang cukup/memadai.

Begitu pula kebathilan tak akan bisa bersih, jika tidak disiram dengan air suci. Air suci itu adalah ketaqwaan. Bila pernah bersalah, bertaqwa untuk taubat. 

Ketaqwaan itu didapat oleh orang berpuasa di bulan romadhon sampai menemui Idul Fitri (hari yang suci).

Semoga kita berpuasa menjadi manusia bertaqwa. Dan, semoga kita semua sehat selalu, sehat lahir dan batin....aamiin yra.

(GeSa)




Posting Komentar

0 Komentar