APENSO INDONESIA

header ads

PENDIDIKAN KARAKTER

PENDIDIKAN KARAKTER



Oleh : Banu Atmoko
apensoindonesia.com



Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar, karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar hari demi hari melalui suatu proses, tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat diubah lagi seperti sidik jari. 

Pendidikan karakter merupakan sebuah proses untuk membentuk, menumbuhkan, mengembangkan dan mendewasakan kepribadian agar menjadi pribadi yang bijaksana dan bertanggung jawab melalui pembiasaan pikiran, hati dan tindakan secara berkesinambungan yang hasilnya dapat terlihat dalam tindakan nyata sehari-hari. 

Pembangunan manusia unggul sangat diperlukan, apabila memiliki kriteria bermoral, berakhlak dan berperilaku baik, mencapai masyarakat yang cerdas dan rasional yang inovatif dan terus mengejar kemajuan, yang terus berupaya mencari solusi dalam setiap menghadapi kesulitan. 

Bangsa kita/masyarakat diharapkan mampu mengolah emosi, dan spiritual yang mampu mengeksplorasi dan menginternalisasi kekayaan fisik, rasa, dan spiritual dalam kehidupan. Hanya suara hati yang bersihlah yang akan mampu mengambil dan menggunakan 6 prinsip moral dalam membangun karakter. 

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 adalah: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 

Dalam rangka mempersiapkan Penerapan Kurikulum Merdeka pada Peningkatan Pemahaman Profil Pelajar Pancasila, PGRI kota Surabaya mengadakan : Seminar Nasional dengan narasumber :
1. Dr. Martadi, M. Sn (Pemerhati Pendidikan dan Direktur Vokasi Unesa) 
2. Ir. Yusuf Masruh, MM (Kepala Dispendik Kota Surabaya) 
3. Dra. Agnes Warsiati, M. Si (Ketua PGRI Kota Surabaya)

Kegiatan tersebut diadakan pada hari Kamis, 14/4/2022 secara daring dengan Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/3359577846?pwd=Q0VZYjlrbDhHbjlTOWMzeGVrUEpmQT09 Meeting ID: 335 957 7846 Passcode: SLCCPGRI yang dimulai pukul 13.00 – 15.00.



Ibu Agnes selaku Ketua PGRI kota Surabaya menyampaikan bahwa peserta yang terdaftar adalah 4.812 orang, sedangkan yang berada di Zoom Meeting hanya 1.000 orang. Ibu Agnes meminta bapak/ibu Guru mengikuti dengan sebaik - baiknya materi yang diberikan oleh para pemateri.

Bapak Dr. Martadi, M.Sn menyampaikan bahwa 10 karakter budaya bangsa yang harus diwaspadai dimana Profil Pelajar Pancasila harus eksplisit masuk, lampirannya ada kalender akademik. Selain itu, harus ada struktur kurikulum dan masuk dalam dokumen kurikulum secara eksplisit.

Karakter tidak hanya tanggung jawab sekolah, tapi kolaborasi antara sekolah dan orang tua, masyarakat dan orang tua yang harus di edukasi, kata bapak Dr. Martadi, M.Sn. Karena perubahan sistem harus dibangun dan dikawal bersama atara orang tua, pemerintah dan sekolah maka konsep akan berubah untuk karakter.

Pendidikan karakter adalah ujung pendidikan yang harus ada komitmen bersama pemerintah harus memfasilitasi untuk komitmen bersama dikawal karakter building inti dari Kurikulum Merdeka.

Kegiatan tersebut dapat diikuti via Youtube bagi yang tidak bisa gabung melalui link Zoom Meeting, dengan alamat sebagai berikut : https://youtu.be/hz1p9dutF9w.

Di qkhir penutup panitia memberikan link presensi yaitu https://bit.ly/DAFTARHADIR_SEMNAS_PGRISURABAYA.
#TantanganGuruSiana
#Guruhebat
#DinaspendidikanSurabaya



Posting Komentar

0 Komentar