APENSO INDONESIA

header ads

RAMADHAN BERPUASA BERILMU

RAMADHAN BERPUASA BERILMU


Oleh: Gempur Santoso 

(Gubes Umaha, Penggurus DPP Ahli Dosen Republik Indonesia (ADRI), juga Penasehat Ikatan Cedekiawam Muslim Indonesia - ICMI Muda, Jawa Timur)


Hadist dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dimana ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: 

“Awal bulan Ramadan adalah Rahmah, pertengahannya Maghfirah, dan akhirnya ‘Itqun Minan Nar (pembebasan dari api neraka).”

Berpusa di bulan ramadhan. Sepuluh hari pertama telah kita lalui. Saat itu, sejak awal puasa kita telah mendapatkan rahmah. Bagi yang melakukan puasa dan merasakan. Rahmah dalam arti mendapatkan kelembutan kasih sayang dari Allah SWT.

Sebagaimana sifat Allah SWT. Memiliki sifat maha Rahman Rahim (kasih sayang). Semua manusia yang memohon Tuhan akan dikasih. 

Namun, dikasih atau tidak dikasih hanyalah manusia yang mendapatkan rahim (sayang) dari Allah SWT.

Hanyalah Allah Yang Maha Tahu. Manusia siapa yang meski dikasih sayangi. Sebab bisa jadi dikasih malah menjadi celaka. Justru tak dikasih malah akan selamat dan bahagia. 

Atau, sebaliknya. Dikasih dan disayangi tetap selamat juga bahagia.

Itulah mendapat kasih sayang Allah SWT, tetap selamat dan bahagia. Pada situasi dan kondisi apapun.

Pertengahan puasa bulan Ramadhan. Atau, sepuluh hari kedua Ramadhan. Penuh dengan maghfirah. Artinya: Allah SWT memiliki hak mengampuni segala dosa manusia.

Bahkan, orang yakin bahwa Tuhan membuka pintu ampunan. Tentu bagi yang minta ampunan atas segala kesalahannya.

Semua manusia pernah salah. Saat belum tahu ataupun kilaf. Tentu, semua manusia pun pernah benar.

Bahkan kesalahan sebesar apapun, setelah tahu. Bertaubatlah. Taubatan nasukah. Dan, mohon ampunan. Akan mendapat ampunan. Semoga Allah SWT memberi ampunan.

Masalahnya. Tidak semua manusia tahu akan kesalahan dirinya. Jika tak tahu kesalahannya maka tak akan mencari/ menemukan jawabannya. 

Oleh karena itu, sebaiknya memilki pola pikir bahwa kesalahan itu ada pada diri sendiri masing-masing saja. Bukan pada orang lain.

Diri kita masng-masing yang salah. Cari. Dan, memohon ampunan pada Yang Maha Pengampun.

Kini, pertengahan puasa ramadhan. Akan lebih berguna metani (mencari) kesalahan diri sendiri. Dan, memohon ampun pada Allah SWT.

Nanti. Pada bagian akhir puasa di bulan ramadhan, sepuluh hari ketiga bulan ramadhan. Manusia dibebaskan dari api neraka. Boleh dikata neraka adalah kesengsaraan hidup. 

Teruslah berpuasa sampai selesai dan mendapat ketakwaan. Sehingga diri kita dilepaskan dari "neraka"/kesengsaraan.

Hanya mengabdi dan mendapatkan ridhlo dari Allah SWT kita hidup. Pasrah pada Sang Maha Pencipta.

Kemudian,

Agama atau beragama diawali dengan "percaya"- dilakukan saja. Kalau, ilmu filsafat atau berilmu filsafat diawali dengan "pertanyaan atau masalah".

Ada pepatah bahwa "agama dan ilmu bagaikan sekeping uang memiliki dua sisi yang tak bisa dipisahkan".

Oleh karena itu, dalam beragama yang utama dijalani saja. Namun, dalam ilmu agama boleh kita masalahkan. 

Dengan memasalahkan itu, tahu masalahnya, maka akan mencari jawabannya sampai ketemu jawabannya.

Biasanya, jawaban atas pemasalahan agama yakni: yang diperintah dalam agama.

Dengan demikian dalam menjalankan agama harus tahu ilmunya, yakin, agar "tidak rubuh gedang" (ikut-ikutan).

Berpuasa bulan Ramadan adalah agama mewajibkan bagi muslim yang beriman.

Semoga kita mendapat kekuatan dan selalu sehat jasmani dan rohani....aamiin yra.

(GeSa)





Posting Komentar

0 Komentar