APENSO INDONESIA

header ads

AKTUALISASI PADA DIRI YANG TELAH SELESAI

AKTUALISASI PADA DIRI YANG TELAH SELESAI 


Oleh: Gempur Santoso 

(Guru Besar Umaha Sidoarjo)


Secara hirarkis artinya kebutuhan paling bawah sampai paling tinggi. Abraham Maslow menyetuskan Teori Hierarki kebutuhan. Berjenjang.

Abraham Maslow memberikan teori hirarki ada lima kebutuhan manusia: 1) Kebutuhan aktualisasi diri. 2) Kebutuhan penghargaan. 3) Kebutuhan rasa memiliki. 4) Kebutuhan rasa aman dari bahaya, dan 5) Kebutuhan fisilogis.

Dari lima kebutuhan di atas. Bahwa kebutuhan paling rendah manusia adalah fisioligis/fisik. Dan, kebutuhan tertinggi manusia adalah kebutuhan aktualisasi diri.

Abraham Maslow lahir 1 April 1908 di New York Amerika Serikat. Pendidikan Abraham Maslow  di Brooklyn Collage lulus sebagai seorang psikolog. 

Abraham Maslow dikukuhkan menjadi profesor di beberapa universitas yakni: Alliant International University, Brooklyn College, Brandeis University, New School for Social Research, dan Columbia Universiy. 

• Kebutuhan fisiologis/fisik. Diletakan paling bawah. Kebutuhan fisiologi/fisik itu merupakan kebutuhan kebendaan. Misalkan: kebutuhan pangan, sandang, rumah, uang, kendaraan dan fisik lainnya. 

Apabila kebutuhan fisik belum selesai. Atau, masih membutuhkan. Belum selesai. Tentu belum bisa memenuhi kebutuhan lebih tinggi/atasnya. Masih mengalami ketergantungan pada materi.

Bisa dibilang belum tuntasnya kebutuhan fisik berarti belum selesai atas dirinya sendiri. Manusia yang kaya raya atas benda fisik, tetapi masih kurang pula. Itu bisa dibilang manusia yang memiliki kebutuhan paling rendah yakni fisik.

• Selanjutnya. Setelah manusia selesai dengan dirinya sendiri. Selesai kebutuhan fisiknya. Kebutuhan fisik telah terpenuhi rutin untuk hidupnya. Selanjutnya, manusia membutuhkan rasa aman dari bahaya.

Rasa aman itu dari bebagai kehidupan. Misalkan: bekerja di bawah ancaman. Bekerja dibayang-bayangi ancaman, tentu tidak tenang alias selalu was-was.  Tidak nyaman bekerja. Sehingga kurang memilki kreatifitas dalam bekerja. Serba takut atas ancaman. Itulah membuat rasa tidak aman.

Kalau kita pahami bahwa semua manusia membutuhkan rasa aman. Seperti diri kita sendiri butuh rasa aman.

Misalkan pula, diwilayahnya banyak pencuri. Banyak begal. Banyak pungutan liar. Banyak menghadapi pungutan mengada-ada. Dan lain-lain. Semua itu mengakibatkan kehilangan rasa aman dalam hidup.

Sebaiknya pun yang membuat orang lain menjadi terganggu rasa amannya, jangan dilakukan. Biarlah orang lain merasa tidak amannya terganggu atas perbuatannya sendiri. Yang pasti rasa aman dari bahaya adalah kebutuhan manusia.

• Setelah memiliki/terpenuhi rasa aman. Rasa aman di tempat kerja. Rasa aman di rumah. Rasa aman dalam berteman atau berinteraksi. Selanjutnya Manusia menginjak pada kebutuhan rasa memiliki.

Rasa memiliki dalam istilah Jawa adalah hadarbeni. Rasa memiliki ini mengamankan apa saja yang ada. Jika bukan miliknya tak akan dimiliki, tetapi tetap diamankan jangan sampai hilang/rusak. Apabila miliknya akan juga diamankan agar tidak hilang, tidak rusak, tetap terjaga.

Kebutuhan rasa memiliki ini. Bisa juga telah memiliki pasangan hidup. Menyukuri apa saja yang dimiliki. Tidak mau mengganggu apabila hal itu milik orang lain. Sekaligus juga menjaga milik orang lain, agar tetap menjadi milik orang lain.

Kebutuhan rasa memiliki. Selama hidup bersama apa saja yang dimiliki. Tahu hak dan kewajiban dalam memiliki sesuatu.

• Hirarki selanjutnya, kebutuhan penghargaan. Itu manusia akan merasa senang apabila dihargai orang lain. Akan senang pula apabila memiliki prestasi atau kelebihan potensial yang berguna terhadap orang lain. Akan senang akan dipuji orang lain.

Kebutuhan penghargaan. Itu bukan kebutuhan ingin dihargai orang lain. Tetapi jika dihargai oleh orang lain tentu akan bangga. 

Semua orang akan senang dihargai. Akan senang apabila dipuji secara proposional.

Tetapi bukan haus minta penghargaan. Bukan haus mendapat pujian dari orang lain. Jelas itu tidak baik.

• Hirarki selanjutnya yakni hirarki aktualisasi diri. Manusia yang tahu jati dirinya akan mampu mewujudkan aktualisasi diri. Telah learning to be.

Manusia individu mampu mengembangkan potensi diri kemudian diimplementasikan untuk orang lain. Merupakan kebutuhan aktualisasi manusia.

Tidak hanya itu, dalam aktualisasi. Juga kemanfaatan potensi diri untuk alam dan seisinya. Potensi manusia, bisa bakatnya, bisa kapasitasnya.

Kebutuhan aktualisasi diri. Jelas manusia bertanggung jawa atas dirinya. Juga bertanggungjawab atas tanggung jawabnya.

Itulah sekelumit yang dapat saya uraikan tentang hirarkis kebutuhan manusia atas teori Maslow. 

Selama manusia belum selesai atas dirinya tentang kebutuhan fisiologis/fisik. Tentu akan kesulitan terpenuhi kebutuhan diatasnya secara hirarkis. Apalagi yang puncak yakni kebutuhan aktualisasi.

Sebaiknya, apabila manusia telah selesai dengan dirinya, mampu ber-aktualisasi diri.

Jangan sampai pada tataran tahta aktualisasi diri masih menyiasati kebutuhan paling rendahnya yakni kebutuhan fisik. Kalau seperti itu, bisa dikata dirinya belum selesai.

Semoga semua sehat selalu...aamiin yra.

(GeSa)



Posting Komentar

0 Komentar