APENSO INDONESIA

header ads

PENDIDIKAN ILMIAH


PENDIDIKAN ILMIAH 


Oleh: Gempur Santoso

(Gubes Ergonomi K3 - Teknik Industri UMAHA Sidoarjo)


Kebebasan manusia mencari kebenaran. Ini masih banyak yang melakukan /meyakininya. Metode atau cara itu adalah: ada yang nepi, bertapa, ada yang ngowot, ada yang poso mutih, ada yang semedi. Dan berbagai macam lainnya. 

Setiap manusia memiliki keyakinan adanya "causa prima" (penyebab utama), menyakini bahwa ada "Yang Maha Pencipta" menciptakan alam semesta ini.

Dalam mencari kebenaran dilakukan dengan caranya masing-masing. Kalau bahasa Islam itu, lakum dinukum waliyadin, artinya bagimu agamamu bagiku agamaku. Artinya, tidak saling menjelekkan. Maka itu perlu dibangun yaitu teologi kerukunan.

Filosof Albert Einstein, menyatakan “ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh”, pernyataan ini dapat dimaknai bahwa ada dualitas beroposisi yang mesti didalami secara simultan. 

Beragama harus berilmu, memilki ilmu juga harus beragama.  Di kampus/perguruan tinggi, metode mencari kebenaran yang dipakai adalah metode ilmiah untuk mendapatkan "ilmu".

Metode ilmiah biasanya berpedoman pada "metodologi", motode= cara, logi= logos= ilmu alamiah. Metodologi bisa diartikan cara dalam membangun ilmu. Kebenaran ilmiah. Bisa dibilang secara rasional.

Ilmiah memiliki ciri-ciri: masuk akal (rasional), metodis (sesuai metodologi), dan empiris (ada wujud atau dapat diwujudkan).

Kebenaran ilmiah. Semua orang bisa mengulangi melakukan, asalkan sesuai metodologi yang digunakan untuk mendapatkan ilmu/kebenaran empiris.

Saat ini kemajuan teknologi hampir semuanya menggunakan penerapan secara metodologi. Metode ilmiah. Bahkan temuan-temuan kebenaran ilmiah ini frekwensi dan durasi temuan terjadi sangat cepat.

Cepat dihasilkan temuan baru. Diproduksi. Itu yang membuat cepatnya perubahan. Perubahan awal belum dimahami, sudah disusul temuan baru lainnya. Semua beredar (terjual/tersoilisasi) di publik. Cepat terjadi berubahan, orang menyebut era eksponensial. 

Bahkan dalam budaya kampus, setiap wisuda, rapat senat guru besar, dan lain lain menggunakan pakaian jubah toga bewarna hitam. Warna hitam sebagai lambang "kebenaran mendasar".

Mengapa manusia mencari kebenaran? Tampak manusia ingin mengarungi hidup pada jalan yang benar - mudah - selamat di dunia dan akhirat. Dalam firman  diartikan bahwa "Allah SWT meningkatkan derajat seseorang karena ilmunya".

Semoga kita selalu sehat...aamiin yra.

(GeSa)








Posting Komentar

0 Komentar