APENSO INDONESIA

header ads

Tinjauan Ergonomi-K3: TANGGUNGJAWAB KERJA

Tinjauan Ergonomi-K3:

TANGGUNGJAWAB KERJA 


Oleh: Gempur Santoso
(Dosen Tiknik Industri, UMAHA Sidoarja)


Setiap manusia pasti punya status. Bahkan sudah meninggal dunia pun punya status, yakni: almarhum/mah atau "ahli kubur" atau lainnya.

Mahasiswa, kalau kita golongkan jenis status aktivitasnya anggap ada tiga,  yakni: mahasiswa kuliah saja, ada yang kuliah sambil kerja, dan ada yg kuliah-kerja-berumahtangga.

Setiap status aktivitas memiliki tanggung jawab, dan beban masing-masing sesuai status jenis aktivitasnya.

Mahasiswa sambil kerja dan berumah tangga, bebannya lebih tinggi dibanding dengan kuliah sambil kerja saja. Apalagi hanya kuliah saja bebannya lebih ringan dibanding dua jenis aktivitas mahasiswa yang lain.

Beban kerja/aktivitas manusia, pasti memerlukan asupan gizi juga peralatan yang memadahi. Semakin banyak tanggungjawab aktivitas kerja, sebaiknya perbaiki gizi kerja dan kebutuhan alat kerjanya.

Makanan yang dimakan merupakan sumber energi. Kemudian peralatan kerja, sebagai alat bantu untuk memudahkan  menyelesaikan tugas kerjanya.

Itu harus ergonomis, yakni: adanya keseimbangan antara kemampuan tubuh dengan tugas kerjanya.

Secara umum. Apabila tugas berlebihan dibanding kemampuan tubuh, bisa kelelahan fisik/terkait otot rangka (muscoluskeletal).

Dan, sebaliknya, kemampuan berlebih tetapi tugas kerja sedikit, maka akan kelelahan psikis/terkait syaraf otak.

Tanggungjawab memang sebaiknya jangan dihindari. Selesaikan saja. Tanggungjawab yang diberikan ke seseorang harus diselesaikan sendiri, jangan sampai dilempar kepada orang lain.

Mengapa tak boleh dilempar? Sangat mungkin itu diberi Tuhan, dan bagi manusianya adalah cobaan yg harus diselesaikan sendiri. Gampangnya, kalau bisa menyelesaikan tanggungjawabnya, anggap akan lulus dari cobaan. "Naik kelas", "naik derajadnya".

Sebaliknya, melempar tanggungjawab, bagai "mengkambing hitamkan sesuatu". Intinya menghindari tanggungjawab. Anggap itu tidak lulus cobaan dari Yang Maha Esa. Anggap "tidak naik kelas". Bisa dianggap juga "tidak naik derajadnya".

Tentu, kerja yang dimaksud adalah manusia usia produktif. 

Bagi yang sudah usia lanjut. Sesuaikan dengan kebutuhan energi dan juga jenis pekerjaan. Sebab, biasanya bagi yang usia lanjut, makanan itu harus: dibatasi, pilih jenis makan yg tak berisiko pada kesehatan, dan halal. Yang utama tetap ergonomis dalam keseimbangan antara kemampuan (potensi) diri dengan tugas kerjanya.

Mumpung masih muda. Perbanyaklah ilmu Anda, agar tugas kerja/hidup menjadi mudah dijalani dan selalu bahagia. 

Selamat bekerja.

Semoga panjang umur dan sehat selalu ...aamiin yra.

(GeSa)










Posting Komentar

0 Komentar