APENSO INDONESIA

header ads

NIAT IBADAH KE TANAH SUCI - PASRAH

NIAT IBADAH KE TANAH SUCI - PASRAH

 


Oleh: Gempur Santoso


Niat ibadah ke tanah suci. Bisa saat umroh. Bisa saat berhaji. Pasrah pada Allah SWT. Seolah bagai mayat hidup ataupun hidup tapi seolah mayat. Semua nafsu dihilangkan, ikhlas, pasrah. Menyakini semua hal yang terjadi adalah kehendak Allah SWT.

Tak bisa memilih walaupun dipilih. Dijalani saja asalkan niat sudah baik positif.

Kita manusia memang tak tahu. Kok bisa terjadi. Apa saja. Sesuatu yang sulit bisa gampang. Begitu pula yang gampang bisa menjadi sulit. 

Bahkan kesulitan pun merupakan "jalan mencapai tujuan". Bisa jadi, tampak sulit ternyata gampang. Tak bisa dinalar. Pasrah saja pada Yang Maha Pencipta yang menciptakan manusia.

Semua orang kepingin hidup ke depan yang cerah. Semua orang tak ingin ke depan hidup suram. Tapi semua orang tak tahu ke depan bagaimana dan ada kejadian apa. Itu goib. Hidup dijalani saja. Ikhtiar. Pasrah. 

Masa depan adalah masa kini. Artinya tatanan hidup detik hari ini baik (termasuk membuat/beramal kebaikan), terus, ke depan pasti akan mendapatkan kehidupan yang baik pula. "Baik" dalam arti kebenaran alamiah dari Allah SWT. Bisa dibilang kebenaran universal di dunia.

Pergi haji. Pergi umroh. Niat ibadah. Di-khtiar-i. Pasrahkan pada Allah SWT.

Kepasrahan manusia dalam hal itu. Kadang manusia lain memanfaatkannya. Bisnis. Untuk mendapatkan keuntungan bisnisnya.

Tetapi berniat ibadah haji atau umroh tatap pasrah. Sebab menyakini bahwa Tuhan itu ada (wujud).

Kata orang Jawa "opo jare sing ngecet lombok" (apa kata yang mengecat cabe). Artinya: dipasrahkan pada manajemen Illahiyah

Karena cabe bisa bewarna hijau atau merah atau warna lainnya. Itu tentu atas seijin Yang Maha Pencipta (Illahi).

Semoga ibadah kita diterima Allah SWT. Bersyukur. Dan, kita semua selalu sehat lahir batin....aamiin yra.

(GeSa)






Posting Komentar

0 Komentar