ADA SEJARAH KITA ADA
Oleh: Gempur Santoso
Ada anggapan benar. Dalam etika mungkin "kepantasan" kurang. Kalimatnya "orang tua itu masa lalu, pasangan itu masa depan". Itu iya, tapi etika-kurang. Sebaiknya tahu saja, tak perlu diucapkan.
Jangan lupa. Kita ada, karena ada orang tua. Dan, ada leluhur kita. Itu memang masa lalu. Betapa sangat pentingnya masa lalu.
Kita ada, kita hidup sekarang. Karena sebelumnya ada orang tua dan leluhur, di masa lalu. Ada yang telah wafat.
Dalam budaya Jawa. Hubungan masa lalu dengan masa sekarang terus terjalin. Di antaranya hubungan leluhur termasuk ortu (orang tua) yang telah wafat dengan yang masih hidup.
Budaya itu. Misalkan: kirim do'a ke leluhur. Hajatan/selamatan dan do'anya ditujukan untuk leluhur yang telah wafat. Bahkan datang ke makan leluhur yang telah wafat kirim do'a.
Ada pula kirim do'a ke para wali dan lain-lain yang telah wafat. Ada yang menyebut itu "wasilah" (pendekatan/perantara) dengan Yang Maha Pencipta, kirim do'a ke yang telah mendahului kita.
Masa lalu adalah berjalannya waktu ke waktu sejak dulu hingga kini. Bisa dikatakan "sejarah".
Negara ini Indonesia ada karena juga ada masa lalu. Sejarah. Ada pejuang kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Termasuk perjuangannya mengusir penjajah.
Kita yang masih hidup jangan melupakan sejarah itu. Jangan memelihara penjajah. Jangan malah menjadi "penjajah" bangsanya sendiri. Kita merdeka karena sejarahnya mampu mengusir penjajah.
Dulu Ir. Soekarno atau Bung Karno (Presiden pertama RI, juga proklamator kemerdekaan RI) telah berkata sekaligus mengingatkan "jasmerah" artinya jangan sekali-kali melupakan sejarah. Itulah betapa pentingnya sejarah.
Saat ini. Ada grombolan "un-historis" menyerang RI. Apa kata Wakil Presiden Ma'ruf Amiin, itu sudah tertolak oleh bangsa Indonesia.
Semoga kita sehat selalu...aamiin yra.
(GeSa)
0 Komentar