APENSO INDONESIA

header ads

Nasionalistik Menjaga Kedaulatan Wilayah RI

Nasionalistik Menjaga Kedaulatan Wilayah RI 



Oleh: Gempur Santoso


Soekarno atau biasa disebut Bung Karno sebagai Presiden pertama Republik Indonesia (RI). Dia juga Proklamator kemerdekaan RI. Dalam tulisan buku beliau "praktek tanpa ilmu tiada arah tujuan, dan ilmu tanpa praktek tiada tujuan".

Kalimat itu menggambarkan bahwa menguasai ilmu itu penting, implementasi ilmu juga penting.

Saat ini muncul permasalahan perbatasan Indonesia. Khususnya pulau Natuna. Laut pulau Natuna utara diintervensi akan dikuasai negara China. 

Tentu itu tidak cukup "pokoke". Tidak cukup NKRI harga mati. Tidak cukup sejengkal wilayah kedaulatan wajib dibela. Itu perlu, merupakan kalimat penyemangat. Tetapi sangat diperlukan ilmu dan praktek melakukan membela kedaulatan wilayah RI.

Luas laut kita 6,4 juta km2 termasuk ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) karena diakuinya Deklarasi Juanda 1957 dalam UNCLOS (United Nations Convention on the Law Of the Seayang mengakui konsep negara kepulauan (archipelagic state).

Dulu bapak almarhum Mochtar Kusumaatmadja mantan menteri Luar Negeri pernah berhasil memperjuangkan kedaulatan wilayah RI. Pernah ingat. Dia memperjuangkan yang bernama ZEE (zona ekonomi eksklusif). Dia lewat pemikiran intelektual nasionalistik yang sangat kuat dari Juanda dan Mochtar Kusumaatmadja—menjadikan Indonesia saat ini sebagai negara maritim dan one of the world largest ocean nations.

Perjuangan beliau menggunakan diplomasi dan konsep kedaulatan RI. Diterima dunia.

Menjaga kedaulatan Republik Indonesia perlu semangat, perlu memiliki ilmu, dan perlu diplomasi penerapan (politik luar negeri).

Sebelumnya, wilayah pulau Ligitan Sipadan, Tim-Tim. Lepas. Itu sejarah kelam. Apakah kemampuan ilmu kita bisa mengembalikannya.

Jangan sampai karena rakyat Indonesia masih ada pengangguran, semua akan dididik menjadi buruh. Itu berpihak pembodohan.

Jangan sampai saat ini sedang ramai membuat konsep UU sistem pendidikan nasional, diarahkan manusia Indonesia menjadi buruh. Berjiwa buruh.

Belajar untuk mendapatkan ilmu itu penting. Termasuk menguasai ilmu untuk mempertahankan kedaulatan RI.

Saat ini semarak belajar vokasi penerapan. Itu pun diperlukan. Tetapi jangan sampai terlena, semua bangsa kita dijadikan  berjiwa buruh. 

Perlu preventif, bisa jadi menciptakan bangsa ini berjiwa buruh bagian dari tahapan, endingnya penguasaan kedaulatan wilayah RI. Waspadalah, jangan terjerat.

Semoga Tuhan selalu melindungi wilayah dan bangsa Indonesia dan kita sehat selalu...aamiin yra.

(GeSa)






Posting Komentar

0 Komentar